Rabu, Desember 31, 2008

Uang Zakat Jadi Jaket


Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) mendadak mengumpulkan para pengurus ba’da Shalat Isya malam itu. Ketua DKM berencana mengadakan rapat penting. Ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan pengurus-pengurus yang lain. Ini ada kaitannya dengan dana zakat masyarakat yang dikumpulkan melalui DKM.

Selama ini dana zakat mal penduduk sekitar masjid dikelola oleh salah seorang pengurus DKM, Gani. Gani adalah sosok pemuda jujur dan rajin di mata seluruh pengurus selama ini. Karena kejujuran dan kerajinannya Gani diberi kepercayaan menerima dan mengelola dana zakat masyarakat. Dan dana zakat itu kini telah memasuki tahun ketiga dikelola oleh Gani.

Dua tahun pertama dana zakat dikelola Gani, semua lancar-lancar saja. Pengurus DKM merasa puas. Pengurus pun semakin percaya kepada Gani. Namun, masuk tahun ketiga Gani mulai kelihatan perilaku anehnya. Gani tidak lagi memberikan laporan rutin setiap bulan kepada ketua DKM. Setiap ditanya, ada saja alasan yang dibuatnya. Ketua DKM mulai curiga.

Selidik punya selidik, ternyata ada sesuatu yang ganjil pada Gani. Akhir-akhir ini Gani tampak berpenampilan perlente. Setiap hari ia kelihatan mengenakan jaket kulit mengkilat berwana hitam. Kemana-mana jaket kulit itu selalu melekat di tubuhnya. Memang dengan tambahan penampilan berupa jaket kulit yang membungkus tubuh atletisnya, Gani terlihat lebih eye catching. Dan Gani menjadi lebih percaya diri.

Tidak hanya jaket, di rumah, Gani banyak menyimpan barang-barang yang tergolong wah. Ada televisi layar datar berukuran 27” dilengkapi satu set soundsystem bermerk. Ruang tamunya dihiasi satu set sofa empuk bernilai diatas sepuluh jutaan. Juga perabotan-perabotan rumah tangga lainnya.

Perubahan prilaku Gani dipicu oleh sikap istrinya. Selama ini kehidupan ekonomi keluarga mereka selalu pas-pasan. Dana zakat yang lumayan besar dan dipercayakan kepada Gani untuk dikelola, mengundang keinginan istrinya untuk sedikit mengecap manisnya uang masyarakat itu. Maka ia mulai merayu-rayu Gani untuk sedikit demi sedikit menyisihkan dana zakat itu. Laporan rutin tetap dilaporkan, tapi nilainya tidak sesuai dengan fakta. Praktek penyelewengan ini mulai dilakukan ketika memasuki tahun kedua.

Ketua DKM sebenarnya sudah lama mendengar perilaku aneh Gani. Namun ia tetap mempercayai Gani, karena Gani selalu rutin memberikan laporan. Tetapi ia tidak bisa berdiam diri, saat di tahun ketiga laporan mulai tersendat. Akhirnya ketua DKM memanggil Gani dan berbicara empat mata.

Setelah diinterogasi, Gani mengaku salah. Tetapi Gani tidak mampu mengembalikan dana zakat yang telah ia gunakan. Semuanya telah berganti menjadi aset keluarga Gani.
Rupanya kejadian inilah yang membuat Ketua DKM memanggil pengurus yang lain untuk rapat mendadak. Kebetulan Gali juga jamaah tetap Masjid yang tidak jauh dari tempat kostnya ini. Kasak-kusuk adanya rapat mendadak itu tidak luput dari perhatian Gali.

Meruya, 17 Desember 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar