Senin, Desember 15, 2008

Kematian dan Pandangan Sang Kekasih

SYEKH ABDUL QADIR AL JAILANI Q.S. memiliki empat orang istri yang semuanya sangat setia dan taat kepadanya. Dari keempat istrinya, Syekh memiliki 49 anak, 27 laki-laki dan 22 perempuan.

Suatu hari, istri-istrinya mendatanginya dan berkata, “Wahai pemilik ahlak yang mulia, anak bungsumu wafat dan kami tak melihatmu menangis atau bersedih. Tidakkah kau menyayangi orang yang menjadi bagian dari dirimu? Kami sangat berduka, tetapi kau tetap sibuk dengan urusanmu seakan-akan tak ada yang terjadi. Kau adalah pemimpin, pembimbing dan harapan kami di dunia maupun di akhirat. Tetapi, jika hatimu sekeras itu, bagaimana kami dapat bersandar kepadamu di hari kiamat dan berharap kau menyelamatkan kami?”

Syekh menjawab, “Wahai sahabat-sahabatku yang tercinta, jangan pernah mengira hatiku keras. Aku mengasihi kaum kafir karena kekafiran mereka. Aku mengasihi anjing yang menggigitku dan berdoa kepada Allah agar ia tidak menggigit orang lain. Aku mengasihinya bukan karena ia menggigitku, tetapi karena jika menggigit orang lain, mereka akan melemparinya dengan batu. Tidakkah kalian tahu bahwa aku mewarisi kasih sayang dari orang yang telah diutus Allah sebagai rahmat bagi semesta alam?”

Para wanita itu berkata, “Engkau kasih bahkan kepada anjing yang menggigitmu, tetapi mengapa engkau tak menunjukkan rasa iba atas anakmu yang telah dipenggal pedang kematian?”

Syekh berkata, “Duh sahabat-sahabatku yang malang, kau menangis karena berpisah dengan anak yang kau cintai. Sedangkan aku takkan pernah berpisah dengan orang yang kucintai. Kau melihat anakmu dalam mimpi duniawi dan kau kehilangan dia dalam mimpi yang lain. Allah berfirman, ‘Dunia adalah mimpi.’ Dunia ini adalah mimpi bagi orang-orang yang tidur. Sementara aku tetap terjaga. Aku lihat anakku ketika ia berada dalam lingkaran waktu. Kini, ia telah keluar dari lingkaran itu. Aku masih melihatnya dan ia tetap bersamaku. Ia sedang bermain di dekatku persis seperti saat-saat sebelumnya. Ketahuilah, jika kau melihat dengan mata batin, baik dalam keadaan hidup maupun mati, kebenaran tidak akan pernah hilang.”

Syekh Tosun Bayrak, Mengenal Sang Sultan Aulia
The Secret of Secrets, Hakikat Segala Rahasia Kehidupan, Syekh Abdul Qadir Al Jailani

3 komentar:

  1. Postingan artikel yang sangat bermanfaat dan sangat memotivasi iman kita.

    Kita bisa banyak belajar dari postingan artikel ini.

    BalasHapus
  2. Benar Kang Irfan...

    Dari kisah ini saya bisa berkaca terhadap diri sendiri. Dan ini menjadi motivasi saya untuk menulis artikel yang saya tulis se-ba'da membaca tulisan ini. Walaupun saya posting terlebih dulu dibanding artikel-artikel lain. Baca kembali artikel RINDU di bulan Nopember 2008.

    Thx atas komentarnya

    BalasHapus
  3. Sorry... Artikel RINDU ada di Oktober 2008, atau kategori ekspresi, tepatnya tanggal 28. Thanks...

    BalasHapus