Senin, Maret 30, 2009

Imam Ali bin Abi Tahlib kw

Ali bin Abi Tahlib dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad, sekitar tahun 599 Masehi atau 600(perkiraan). Muslim Syi'ah percaya bahwa Ali dilahirkan di dalam Ka'bah. Usia Ali terhadap Nabi Muhammad masih diperselisihkan hingga kini, sebagian riwayat menyebut berbeda 25 tahun, ada yang berbeda 27 tahun, ada yang 30 tahun bahkan 32 tahun.

Jumat, Maret 27, 2009

KMAS in Action of Empathy

What Ust. Wahfiudin preached during the commemoration of Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani at Suryalaya Islamic Boarding school on May 17, 2008, inspired some young preachers or mubaligh grouped in Mubaligh Aqabah Sejahtera (KMAS) to hold a one-day training of building the Qalbu Ihsani (the blessed heart/qalb) for Tareqah Qadiriyah Naqsabandiyah (TQN) followers in East Jakarta and Bekasi, West Java. The training was held on Sunday, June 1, 2008.

The training, supported by the Jakarta regional Family Planning Coordination Board (BKKBD), officially opened by the head division of Jakarta Mental Development H. Anshori. In his speech he stressed that the development of Islamic people should be carried out in well–organized system. “The regional administration fully supports to improve the people’s condition,” he added.

Ust Wahfiudin, in his sermon, elaborated the essence of human beings and the way to get closer to the Creator through the believed hierarchy that is finally connected to the prophet Muhammad SAW.

Other speakers were Ahmad Basyuni, SH., MKes. delivered his speech on the Dynamic of group, Ust. Toha Yuri, Ust. Drs Nursidin and Ust. Handri Ramadian of KMAS preached on faith, Islam, Iman and Ihsan, including Mysticism & Magic.

Some 80 young preachers consisting of 5 batches have graduated from KMAS chaired by Ust Wahfiudin. They have a very strong commitment to build the good Islamic people, caring for social problems.

Ending the training, the committee provided a time to some participants to comment on the training. Some others are as follows:

“I feel very peaceful and can get closer to Allah after understanding who I am, how I was created and what has Allah given to me.”
Dedi Setiawan, an entrepreneur.

“I managed to get an enlightenment. The training give more information about the function of heart or qalb. Hopefully, the method from Ust Wahfiudin can make me remember Allah all the time.”
Agus Wibowo, a private employee

“Fantastic! Extraordinary ! This is my first time to understand the method of effective dzikir taking me to Allah much closer. Apparently, We have the hidden powerful energy of qalb in our body. I hope I can implement it in my own daily life.” Tarjuli, S.Sos., a private employee


Rabu, Maret 25, 2009

KH Muhammad Nur Fatah

Motivator TQN Suryalaya di Kalbar

BERBEDA dengan perkembangannya di Pulau Jawa yang begitu spektakuler, di Pontianak, Kalbar, Tarekat Qodiriyyah Naqsyabandiyyah (TQN) disebarkan oleh murid Syekh Ahmad Khatib Sambas, Shaykh Mahmud bin Muhammad, yang diteruskan kepada Habib Ahmad bin Husin al Qadri, diturunkan kepada Habib Abdurahman bin Muhammad al Hinduan, dan dilanjutkan kepada Habib Alwi bin Abdurahman al-Hinduan. Agak belakangan, dua orang khalifah yang berbeda dari tarekat yang sama: Sayyid Muhammad Ridho bin Yahya, yang menelusuri silsilah keguruannya keoada KH Muslikh, Mranggen, dan KH Muhammad Nur Fattah yang menerima ajaran TQN dari Abah Anom, Suryalaya.

KH Muhammad Nur Fatah tidak lain adalah salah seorang murid yang berguru kepada KH Abd Rani Mahmud, yang merupakan wakil talqin (khalifah) dari Abah Anom. Setelah KH Abd Rani Mahmud meninggal tahun 1991, aktivitas tarekat qadiriyah-naqsabandiyah mengalami kevakuman, maka Abah Anom di Suryalaya kemudian mengangkat KH Muhammad Nur Fatah sebagai wakil talqin untuk wilayah kalbar menggantikan KH Abd Rani Mahmud pada 16 Oktober 1994.

Posisi KH M Nur Fatah sebagai pembina majlis taklim di Pontianak sangat kondusif dalam mensosialisasikan zikir tarekat qadiriyah-naqsabandiyah. Melalui basis pembinaan seperti inilah kemudian menyebabkan jumlah anggota tarekat ini semakin bertambah. Menurut data yang tercatat untuk wilayah kota dan Kabupaten Pontianak telah mencapai 2211 orang (tahun 2004).

Jumlah ini mencakup anggota yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Kalbar, bahkan melampaui batas-batas negara seperti Malaysia, Brunai, Singapura, Thailand. Dari beberapa daerah ini diangkat mubaliqh yang berperan sebagai "propragandis" tarekat qadiriyah-naqsabandiyah.

Sumber : Pontianak Post

Selasa, Maret 24, 2009

Kebajikan di Balik Jeruji


Jika Anda berkunjung ke Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Kelas IIA Pemuda Tangerang, sebuah nuansa relijius segera terefleksikan ketika melewati gerbang utama. Bangunan mesjid yang kokoh berdiri menyambut kedatangan pengunjung di Blok A yang lokasinya memang berdekatan dengan ruangan-ruangan aparatur Lapas. Pria-pria berbaju koko dan bersarung tampak di sekitar Masjid. Ada yang sedang sholat, duduk bersimpuh sambil menengadahkan tangan, berdzikir dengan khusyuk, mengaji Al Qur’an, membaca shalawat nabi dan lain-lain. Tidak tampak kesan tahanan atau narapidana di wajah mereka.

Masjid yang diberi nama At Taubah ini memang sengaja dibangun sebagai sarana tahanan dan narapidana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tidak itu saja, ternyata di Lapas ini telah berdiri Pondok Pesantren At Taubah sejak 2004 yang seluruh kegiatanya dipusatkan di Mesjid At Taubah. Namun sayangnya belum ada kurikulum yang tepat untuk membina mereka.

“Dakwah di kalangan muslim di dalam masjid-masjid, itu sudah biasa. Rata-rata jamaah adalah orang yang memang sudah rajin beribadah. Tapi, dakwah di dalam Lapas, ini luar biasa. Tahanan dan Narapidana adalah orang-orang ‘terbuang’. Kemerdekaan mereka untuk sementara dihilangkan akibat perbuatan melawan hukum. Apapun motifnya, kondisi mutakhir mereka adalah lemah (dho’if) dan mereka butuh uluran tangan kita, terutama untuk membangkitkan motivasi hidup dan membangun kedekatan dengan Sang Maha Kuasa,” ungkap ust. Wahfiudin saat berkunjung pada akhir Desember 2005. “Saya bertekad akan membantu mereka dengan menjalin kerjasama beberapa pihak guna peningkatan kualitas santri-santri pondok pesanteren di dalam Lapas ini,” lanjutnya.

Setelah melakukan lobby kesana kemari, tekad itu terwujud. Januari 2006 dimulailah program pengelolaan dan pembinaan santri-santri Pondok Pesanteren At Taubah. Dengan menggandeng beberapa lembaga zakat, diantaranya LAZNAS BSM Umat dan Dompet Dhuafa Rawamangun, ust. Wahfiudin yang juga Ketua Yayasan Aqabah Sejahtera, membentuk tim pengajar yang memiliki kurikulum khusus untuk pesantren tersebut. Selain itu diberikan beberapa bantuan material berupa kain sarung, kitab al Qur’an, Iqra, alat-alat tulis dan sarana-sarana penunjang lainnya, seperti renovasi blok khusus untuk menampung santri-santri yang telah terdaftar dan penyediaan movable white board untuk kelas-kelas. Begitu juga honor dan transport tim pengajar yang berjumlah empat orang.

Selama tiga hari dalam seminggu yaitu setiap hari Senin, Selasa dan Rabu para santri yang juga merupakan tahanan dan narapidana diberikan materi-materi keislaman berdasarkan klasifikasi yang telah dibentuk. Santri yang berjumlah 150 orang dibagi menjadi tiga kelas, yakni kelas ‘Ali, Abu Bakr dan ‘Umar. Beberapa pelajaran dasar pun diberikan seperti belajar membaca Al Qur’an metode IQRA, fiqh dasar, pengenalan metode akhlaq ihsani dengan terapi dzikir, dan lain-lain. Juga diberikan bekal ilmu kemasyarakatan berupa tata cara mengurus jenazah.

Setiap tahun program ini dievaluasi, untuk mencermati dampak yang terjadi pada para santri. Kini program tersebut telah memasuki tahun keempat. Berdasarkan pengamatan di lapangan, santri alumni yang telah selesai menjalani masa hukumannya dan kembali kepada masyarakat, beberapa di antara mereka menjadi tokoh yang disegani karena kemampuan keislamannya di atas rata-rata masyarakat awam. Mereka menjadi pemimpin agama di lokasi tempat tinggalnya.


Jumat, Maret 20, 2009

Semangat Bertasawuf Dalam Pelatihan

Apa Kabar Hari ini…?
Alhamdulillah….
Dahsyat…!
Luarbiasa …!
Yes…Yes…Yes…!!!


Semarak yel-yel diatas diteriakkan para peserta pelatihan dengan penuh semangat. Yel-yel itu diiringi gerakan ala petinju memukulkan hook kanannya ketika meneriakkan ‘Dahsyat…!” dan hook kiri ketika meneriakkan ‘Luarbiasa…!’ Diakhiri dengan mengarahkan kepalan kedua tangan di depan dada sambil meneriakkan ‘Yes…Yes…Yes…!!!’. Sunggingan senyum lebar menghiasi bibir-bibir peserta. Membangkitkan hormon-hormon kortisol yang mengendap di dalam tubuh setelah semalaman tidur, sehingga semangat belajar jadi meningkat.

Dua hari itu, 21-22 Maret 2009, Radix Training Center kembali menggelar Kursus Tasawuf Tingkat Dasar dalam format Pelatihan Membentuk Qalbu Ihsani. Pelatihan yang ke-24 kalinya diselenggarakan di Jakarta ini diikuti duapuluh enam peserta dari berbagai wilayah DKI Jakarta, Bekasi dan Majalengka. Latar belakang pendidikan peserta juga beragam, dimulai dari lulusan Sekolah Menengah Atas, Mahasiswa, S1 hingga S2.

Trainer-trainer RADIX memandu peserta untuk memahami tasawuf dari hal-hal yang sangat mendasar. Ust. Wahfiudin, sang senior trainer mengawali pelatihan dengan mengajak peserta untuk memahami konsep diri. Sebuah konsep dasar tentang diri manusia yang terdiri dari dua entitas, Ruhani dan Jismani.

Merujuk pada Al Qur’an Surat Al Insan ayat 1, Ust. Wahfiudin memperkenalkan konsep hakikat diri manusia adalah yang ruhaniah. Ruhaniah yang telah Allah SWT ciptakan dalam dimensi alam ke-Tuhanan. Dimensi alam Ilahiah, yang disebut Alam Lahut. Ruhaniah ini diciptakan sejak sebelum adanya waktu. Baru kemudian setelah Jismani manusia dalam bentuk Basyar sempurna kejadiannya di dalam rahim ibu , Ruhaniah yang dari Alam Lahut ‘ditiupkan’ oleh Allah menyatu dengan Jismani (Basyar). Tentu saja setelah melalui proses kehidupan di alam-alam antara Alam Lahut dan Alam Rahim.

Lebih lanjut Ust Wahfiudin menjelaskan, hakikat diri manusia adalah yang ruhaniah. Sedangkan inti (lubb) Ruhaniah adalah Qalbu. Hal ini ditegaskan dalam Al Qur’an Surat Al Imron ayat 190 :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat ayat-ayat (tanda-tanda) bagi mereka yang memiliki INTI (ULIL ALBAB).


ALBAB adalah jamak dari LUBB. Dalam literatur bahasa arab, LUBB adalah nama lain dari QALBU. Ada dua kategori Qalbu dalam diri manusia.

1. Qalbu jismani, yaitu jantung
Ada hadits tentang qalbu yang sangat populer di masyarakat, sering diucapkan oleh para ustadz dan muballigh dalam ceramah-ceramah mereka. Tapi sayangnya orang kurang cermat memahami makna qalbu pada hadits ini.

Abu Nu`aym menceritakan bahwa Rasulullah s.a.w. berkata: “Sesungguhnya di dalam jasad ada sebongkah daging; jika ia baik maka baiklah jasad seluruhnya, jika ia rusak maka rusaklah jasad seluruhnya; bongkahan daging itu adalah QALBU”.

Hadits di atas jelas menyebut qalbu sebagai bongkahan daging (benda fisik) yang terkait langsung dengan keadaan jasad atau tubuh manusia. Bongkahan daging mana yang kalau ia sakit atau rusak maka seluruh jasad akan rusak?

Bahasa Arab mengenal qalbu dalam bentuk fisik yang di dalam kamus didefinisikan sebagai ‘organ yang sarat dengan otot yang fungsinya menghisap dan memompa darah, terletak di tengah dada agak miring ke kiri’. Jadi, qalbu adalah jantung. Dokter qalbu adalah dokter jantung. Jantung adalah bongkahan daging yang kalau ia baik maka seluruh jasad akan baik atau sebaliknya kalau ia rusak maka seluruh jasad akan rusak.

2. Qalbu ruhani, yaitu hatinurani.
Ada juga jenis qalbu yang kedua, sebagaimana digambarkan dalam hadits berikut:

“Sesungguhnya orang beriman itu, kalau berdosa, akan akan terbentuk bercak hitam di qalbunya”. (HR Ibnu Majah)

Jadi kalau banyak dosa qalbu akan dipenuhi oleh bercak-bercak hitam, bahkan keseluruhan qalbu bisa jadi menghitam. Apakah para penjahat jantungnya hitam? Apakah para koruptor jantungnya hitam? Tanyakanlah kepada para dokter bedah jantung, apakah jantung orang-orang jahat berwarna hitam? Mereka akan katakan tak ada jantung yang menghitam karena kejahatan dan kemaksiatan yang dibuat. Lalu apa maksud hadits Nabi di atas?

Qalbu yang dimaksud dalam hadits itu adalah qalbu ruhani. Ruh (jiwa) memiliki inti, itulah qalbu. Karena ruh (jiwa) adalah wujud yang tidak dapat dilihat secara visual (intangible) maka qalbu yang menjadi inti (sentral) ruh ini pun qalbu yang tidak kasat mata. Dalam bahasa Indonesia ‘qalbu ruhani’ disebut dengan ‘hatinurani’.

Mungkin karena dianggap terlalu panjang dan menyulitkan dalam pembicaraan, maka orang sering menyingkatnya menjadi ‘hati’ saja. Padahal ada perbedaan besar antara‘hati’ dengan ‘hatinurani’ sebagaimana berbedanya ‘mata’ dengan ‘mata kaki’.

Rupanya, istilah qalbu mirip dengan heart dalam bahasa Inggris, sama-sama memilki makna ganda. Heart dapat bermakna jantung (heart attack, serangan jantung) dapat juga bermakna hatinurani (you’re always in my heart, kamu selalu hadir di hatinuraniku).

Maka apabila mendengar perbincangan tentang qalbu perhatikanlah konteksnya. Kalau yang berbicara adalah dokter medis, tentu qalbu yang diucapkannya lebih bermakna jantung. Tapi bila dikaitkan dengan perbincangan tentang moral, iman atau spiritualitas, maka maknanya lebih mengarah pada hatinurani yang wujudnya ruhaniah.

“Qalbu orang yang berdosa akan menghitam. Ungkapan ‘menghitam’ di sini adalah ungkapan perumpamaan (majâzi, metaphoric) bukan ungkapan sesungguhnya(haqîqi). Namun bukan berarti karena dosa tak kan nampak bekas-bekas fisiknya lalu kita akan seenaknya saja berbuat dosa. Na`ûdzubillâh min dzâlik...,” Ungkap Ust. Wahfiudin menutup sesinya.

Sebagai bekal mengamalkan tasawuf dalam kehidupan sehari-hari, para peserta diajarkan dzikir dengan metode khusus Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah (TQN) PP Suryalaya oleh Ust. Wahfiudin untuk mengawal qalbu agar selalu tersambung kepada Allah SWT.

Dua trainer lainnya, Ust. Abdul Latif dan Ust. Handri Ramadian memberikan bekal kepada peserta dengan materi Bid’ah, Memahami Pardigma Bertasawuf, Tripod Penopang Islam, Dzikir dan Metodenya, Perkembangan Tasawuf dan Tokohnya sejak jaman Rasulullah saw hingga masa sekarang serta Perbedaan Mistic dan Magic.

Berikut kesan-kesan peserta setelah mengikuti pelatihan ini.
“Penjabarannya jelas, sehingga dapat memantapkan pemahaman kita tentang tasawuf. Saya semakin yakin, inilah jalan yang benar karena sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasul SAW.”
Ratna D Kurniasari, Pengusaha

“Bagus…! Sebenarnya saya ikut karena sering terjadi perselisihan faham dengan teman dekat yang anti tarekat. Sekarang saya jadi lebih faham dan yakin. Sehingga kelak, insya Allah tidak ada keraguan lagi.”
Ibrahim M. Fanatagama, Mahasiswa.

“Saya sangat sedih, karena selama ini menjadi orang yang bodoh. Terlalu banyak waktu yang saya lewati dengan percuma. Mengikuti pelatihan ini bertambah keyakinan saya dengan dzikir yang saya jalan, insya Allah saya akan istiqomah dan semuanya itu saya niatkan Lillahi Ta’ala.”
M. Arief Darmawan, Pengusaha.

"Alhamdulillah, mudah-mudahan ke depannya setelah mengikuti pelatihan ini kehidupan keluarga kami menjadi lebih baik. Dalam beribadah maupun bermasyarakat.”
Ny. Sugiharti, Ibu Rumah Tangga.


Rawamangun, 19 Maret 2009 (Han)


Rabu, Maret 18, 2009

Hadirilah...!!! Manaqib di Masjid Raya Pondok Indah

Sabtu, 21 Maret 2009 ini Ikhwan-Akhwat TQN Suryalaya akan kembali bermuwajahah dan berkhidmah dalam riyadhah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al Jailani qs di Masjid Raya Pondok Indah.

Masjid yang bercirikan atap serba biru itu terletak persis di depan Pondok Indah Mall di Kawasan Kebayoran Lama. Manaqib akan dilaksanakan sejak pukul 08.00-12.00 WIB. Insya Allah akan ada Talqin dzikir sebelum shalat Dzuhur.

Bagi anda yang mengunakan moda transportasi umum dari terminal blok M silakan naik angkutan jurusan lebak bulus dan turun di depan Masjid. Bus Transjakarta koridor VIII pun bisa dijadikan alternatif angkutan anda.

Selamat berjumpa di Masjid Raya Pondok Indah. Insya Allah Ajengan Gaos, KH. Muhammad Soleh dan wakil talqin-wakil taqin yang lain pun akan menghadiri kegiatan ini.

Rabu, Maret 11, 2009

Lokakarya Kepemimpinan Tanbih

Kesibukan yang tak biasa, hadir pada Sabtu pagi, 1 Maret 2009 di sebuah aula di bilangan Ciracas, Jakarta Timur. Tampak beberapa orang antri di depan dua buah meja registrasi. Para pengantri sibuk mencari nama mereka di secarik kertas daftar nama dan segera membubuhkan tanda tangan sebagai tanda kehadiran mereka. Beberapa saat kemudian petugas registrasi memberikan sebuah tas plastik model map berisikan tanda peserta dan hand out materi kepada masing-masing pengantri.

Para pengantri itu adalah ikhwan-akhwat TQN PP Suryalaya yang akan menghadiri sebuah lokakarya yang diselenggarakan Yayasan Serba Bakti (YSB) PP Suryalaya Korwil DKI Jakarta. Sebuah kegiatan yang sengaja diusung dalam rangka meneladani kepemimpinan Rasulullah saw yang sangat sesuai dengan nilai-nilai Tanbih dan menjaring kader-kader pemimpin YSB di wilayah DKI Jakarta. Lokakarya yang bertajuk KEPEMIMPINAN TANBIH itu baru pertama kali digelar di lingkungan YSB dan Jakarta Islamic School (JIS) Pondok Karya Pembangunan (PKP) berkenan menjadi tuan rumah.

Sejumlah enampuluh orang tercatat menjadi peserta. Mereka terdiri dari utusan lima perwakilan dan ibu-ibu Bella. Hadir pula Ketua Umum YSB Pusat, Marsekal Muda (Purn) Mahfudin Taka yang didaulat untuk memberikan sambutan pada acara pembukaan serta meresmikan lokakarya tersebut. Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta pun tampak duduk di kursi VIP menyimak keseluruhan acara pembukaan.

Drs. KH Azhari Baedlawie, MM mengajak peserta untuk memfokuskan perhatian mereka pada tema yang beliau paparkan mengenai kepemimpinan yang taat pada peraturan agama dan negara. Dalam paparannya, Ketua YSB Korwil DKI Jakarta itu menekankan pentingnya kesadaran akan pluralisme, musyawarah, pertimbangan moral, pembekalan yang jujur dan sehat, pemenuhan segi-segi ekonomi, sinergi di segala bidang dan sikap demokratis dalam rangka menuju masyarakat madani yang dicita-citakan oleh seluruh komponen bangsa.

Tema kepemimpinan model tanbih dibahas lebih rinci oleh KH. Wahfiudin pada sesi kedua paparan materi. Sebelum masuk pada konsep kepemimpinannya, beliau mengajak peserta untuk mencermati teks tanbih berbahasa Indonesia serta konteks yang terjadi dalam proses penyusunannya. Beliau menyadari, semestinya yang menjadi acuan utama adalah tanbih berbahasa sunda karena sesungguhnya di dalam tanbih berbahasa sunda itulah terletak orisinalitas wasiat-wasiat Abah Sepuh. Namun, untuk memudahkan pemahaman sebagian besar ikhwan-akhwat TQN PP Suryalaya yang menjadi peserta lokakarya, tanbih versi bahasa Indonesia inilah yang dicermati nilai-nilai kandungannya.

Pada tanbih, terdapat poin-poin penting yang harus dijadikan perhatian. Abah Sepuh, mengawali wasiatnya ini dengan do’a. Lalu mengajak para ikhwan untuk selalu taat pada peraturan agama dan negara. Tema kemanusiaan menjadi fokus utama wasiat Abah Sepuh, hal ini termaktub dalam empat poin sikap kebajikan yang ditimbulkan dari kesucian. Demikian pula, Abah Sepuh mengajak ikhwan untuk memahami perbedaan Agama dalam rangka persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada konteks perbedaan agama ini, ternyata Abah Sepuh sudah memiliki visi jauh ke depan. Pesan-pesan mengenai sikap plural dan toleran dalam kehidupan beragama sangat diutamakan. Baik itu perbedaan faham keagamaan (muslim dan non muslim), aqidah maupun aliran. Abah Sepuh telah menyadari bahwa masyarakat dunia akan mengarah pada kehidupan yang global, maka beliau memberikan pesan-pesan yang sesuai konteks kehidupan masyarakat kosmopolitan, mengajak murid-muridnya untuk berkiprah aktif dan menjaga keharmonisan dalam masyarakat yang majemuk.

Dalam tanbih, Abah Sepuh mengajak ikhwan-akhwat untuk mengambil i’tibar dari peristiwa masa lalu sebagai bekal mengarungi kehidupan kini dan masa depan. Hal itu tergambar dari kutipan ayat-ayat al Qur’an yang dicantumkan. Pada akhirnya untuk pendidikan dan pembinaan jasmani dan ruhani, Abah Sepuh mengajak murid-murid untuk istiqomah dalam mengamalkan ajaran tarekat qodiriyyah naqsyabandiyyah.

Keenam poin itulah yang harus dihayati oleh ikhwan-akhwat sebagai bekal kehidupan pribadi, kelompok, organisasi, berbangsa dan bernegara.

Mengakhiri paparannya, KH. Wahfiudin mengajak ikhwan-akhwat untuk mengedepankan sikap keberagamaan yang inklusif dan membuang jauh-jauh sikap eksklusif. Sikap yang pertama melahirkan rasa persaudaraan yang kuat meski di tengah-tengah beraneka perbedaan. Sedangkan sikap yang terakhir, alih-alih merasa benar sendiri, malah membuat keberjarakan dan menciptakan musuh dimana-mana.

Selepas dzuhur, peserta berdiskusi. Membahas konsep-konsep kepemimpinan yang taat pada peraturan agama dan negara dan kepemimpinan yang berjiwa tanbih. Kemudian hasil diskusi tersebut dipaparkan.

Dinamika yang terjadi pada forum diskusi merupakan gambaran pemahaman peserta terhadap kehidupan masyarakat. Dari forum ini pula diketahui sejauhmana pengetahuan dan upaya terhadap solusi permasalahan umat. Kader-kader pemimpin yang solutif, demokratis, pluralis dan humanis mulai tampak. Meski memang harus ada proses penyaringan berikutnya.

Lokakarya kemudian ditutup oleh Bapak H. Ucu Suparta, anggota dewan pembina YSB Pusat. Dalam kata penutupnya Pak Ucu meyakini potensi ikhwan-akhwat sangat besar. Beliau mengharapkan dalam berkhidmah kepada Guru Murysid hendaknya tidak jalan sendiri-sendiri. Perlu ada upaya untuk mensinergikan potensi-potensi itu dan mewujudkannya untuk peningkatan kualitas ketakwaan kepada Allah SWT dan keadilan masyarakat.

Meruya, 11 Maret 2009 (Han)


Jumat, Maret 06, 2009

Penyempitan Pada Katup Jantung

DEFINISI
Stenosis Katup Mitral (,i>Mitral Stenosis) merupakan penyempitan pada lubang katup mitral yang akan menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri.

PENYEBAB
Stenosis katup mitral hampir selalu disebabkan oleh demam rematik, yang pada saat ini sudah jarang ditemukan di Amerika Utara dan Eropa Barat. Karena itu di wilayah tersebut, stenosis katup mitral terjadi terutama pada orang tua yang pernah menderita demam rematik pada masa kanak-kanak dan mereka tidak mendapatkan antibiotik.

Di bagian dunia lainnya, demam rematik sering terjadi dan menyebabkan stenosis katup mitral pada dewasa, remaja dan kadang pada anak-anak.
Yang khas adalah jika penyebabnya demam rematik, daun katup mitral sebagian bergabung menjadi satu.

Stenosis katup mitral juga bisa merupakan suatu kelainan bawaan.
Bayi yang lahir dengan kelainan ini jarang bisa bertahan hidup lebih dari 2 tahun, kecuali jika telah menjalani pembedahan.

Miksoma (tumor jinak di atrium kiri) atau bekuan darah dapat menyumbat aliran darah ketika melewati katup mitral dan menyebabkan efek yang sama seperti stenosis katup mitral.

GEJALA
Jika stenosisnya berat, tekanan darah di dalam atrium kiri dan tekanan darah di dalam vena paru-paru meningkat, sehingga terjadi gagal jantung, dimana cairan tertimbun di dalam paru-paru (edema pulmoner).
Jika seorang wanita dengan stenosis katup mitral yang berat hamil, gagal jantung akan berkembang dengan cepat.

Penderita yang mengalami gagal jantung akan mudah merasakan lelah dan sesak nafas.
Pada awalnya, sesak nafas terjadi hanya sewaktu melakukan aktivitas, tetapi lama-lama sesak juga akan timbul dalam keadaan istirahat.
Sebagian penderita akan merasa lebih nyaman jika berbaring dengan disangga oleh beberapa buah bantal atau duduk tegak.

Warna semu kemerahan di pipi menunjukkan bahwa seseorang menderita stenosis katup mitral.

Tekanan tinggi pada vena paru-paru dapat menyebabkan vena atau kapiler pecah dan terjadi perdarahan ringan atau berat ke dalam paru-paru.

Pembesaran atrium kiri bisa mengakibatkan fibrilasi atrium, dimana denyut jantung menjadi cepat dan tidak teratur.

DIAGNOSA
Dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar murmur jantung yang khas ketika darah mengalir/menyembur melalui katup yang menyempit dari atrium kiri.
Tidak seperti katup normal yang membuka tanpa suara, pada kelainan ini katup sering menimbulkan bunyi gemertak ketika membuka untuk mengalirkan darah ke dalam ventrikel kiri.

Diagnosis biasanya diperkuat dengan pemeriksaan:
- elektrokardiografi
- rontgen dada (menunjukkan pembesaran atrium)
- ekokardiografi (teknik penggambaran jantung dengan menggunakan gelombang ultrasonik).

Kadang perlu dilakukan kateterisasi jantung untuk menentukan luas dan jenis penyumbatannya.

PENGOBATAN
Obat-obat seperti beta-blocker, digoxin dan verapamil dapat memperlambat denyut jantung dan membantu mengendalikan fibrilasi atrium.
Jika terjadi gagal jantung, digoxin juga akan memperkuat denyut jantung.

Diuretik dapat mengurangi tekanan darah dalam paru-paru dengan cara mengurangi volume sirkulasi darah.

Jika terapi obat tidak dapat mengurangi gejala secara memuaskan, mungkin perlu dilakukan perbaikan atau penggantian katup.
Pada prosedur valvuloplasti balon, lubang katup diregangkan. Kateter yang pada ujungnya terpasang balon, dimasukkan melalui vena menuju ke jantung. Ketika berada di dalam katup, balon digelembungkan dan akan memisahkan daun katup yang menyatu.
Pemisahan daun katup yang menyatu juga bisa dilakukan melalui pembedahan.

Jika kerusakan katupnya terlalu parah, bisa diganti dengan katup mekanik atau katup yang sebagian dibuat dari katup babi.

Sebelum menjalani berbagai tindakan gigi atau pembedahan, kepada penderita diberikan antibiotik pencegahan untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi katup jantung.

PENCEGAHAN
Stenosis katup mitral dapat dicegah hanya dengan mencegah terjadinya demam rematik, yaitu penyakit pada masa kanak-kanak yang kadang terjadi setelah strep throat (infeksi tenggorokan oleh streptokokus) yang tidak diobati.

Sumber :medicastore.com

Rabu, Maret 04, 2009

Tasbih, Tahmid, Takbir atau Langsung Tahlil? (III)

Dengan tidak bermaksud melemahkan nash yang satu dengan nash yang lain, mari kita telaah dengan teliti.

Dzikir tasbih, tahmid dan takbir yang Rasulullah saw ajarkan kepada para sahabat adalah berdasarkan permintaan kaum faqir jaman itu yang merasa tidak memiliki apapun untuk berjihad di jalan Allah. Berbeda dengan kaum aghniya atau ahli datsur (orang-orang kaya) yang dengan kekayaannya mereka bisa leluasa menginfakkan sebagian hartanya untuk berjihad. Lalu kaum faqir itu pun melaksanakan ajaran Rasulullah ini.

Belakangan tidak hanya kaum faqir saja yang mengamalkan dzikir tasbih, tahmid dan takbir seusai shalat, ahli datsur pun ikut mengamalkan dzikir ini.
Jika mereka kaum faqir dan aghniya sama-sama mengerjakan dzikir ini, lalu amal shaleh apa lagi yang mampu mengejar ketertinggalan kaum faqir atas kelebihan para aghniya itu, bukankah Rasulullah saw bersabda, ...Dan tidak ada seorangpun yang akan menyamai kalian setelah itu kecuali jika orang itu mengerjakan juga...

Di saat berbeda, Sahabat Ali bin Abi Thalib yang terkenal kecerdasan dan ketekunannya di dalam beribadah kepada Allah SWT mengajukan sebuah permohonan khusus kepada
Rasulullah saw sebagaimana nash berikut :

...orang pertama yang menginginkan jalan terdekat kepada Allah, terunggul tetapi termudah melalui Rasulullah saw adalah Ali bin Abi Thalib r.a.

Ketika Saidina Ali ra meminta, Rasul tidak langsung menjawab, tetapi menunggu wahyu. Maka datanglah Jibril dan mentalqinkan kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH tiga kali dan Nabi mengucapkannya tiga kali. Selanjutnya Nabi mentalqin Ali ra. (sebagaimana Nabi ditalqin oleh Jibril). Selanjutnya Nabi mendatangi para sahabat dan Nabi mentalqin mereka secara berjamaah.

Rasulullah saw mengajarkan kepada sahabat Ali bin Abi Thalib dan sahabat-sahabat lainnya kalimat tauhid sebagai sebuah jalan terdekat kepada Allah, terunggul tetapi termudah. Setelah mendapatkan amalan ini kemudian para sahabat istiqomah melakukan dzikir tahlil.

Perhatikan keterangan berikut :

“Sesungguhnya Dzikir dengan suara keras setelah selesai shalat wajib, adalah biasa pada masa Rasulullah saw. Kata Ibnu Abbas, “Aku segera tahu bahwa mereka telah selesai shalat kalau suara mereka membaca dzikir telah kedengaran.” (HR Muslim No.541)

Sahabat Ali bin Abi Thalib ra kemudian mengajarkan cara berdzikir tahlil ini kepada generasi berikutnya, antara lain kepada kedua anaknya Hasan dan Husain, juga kepada murid terkasihnya Hasan al-Bashri. Selanjutnya ketiga orang ini pun mengajarkannya kepada generasi-generasi sesudahnya hingga masa sekarang. Ajaran dzikir itu terus turun temurun membentuk mata rantai yang tidak terputus dari satu generasi ke generasi berikutnya membentuk silsilah mata rantai emas. Kesemua silsilah itu berpangkal kepada Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib.

Apa yang dilakukan Sahabat Ali bin Abi Thalib ra adalah sebuah cara (thariqah) sampai (wushul) kepada Allah Ta’ala sebagaimana termaktub dalam firman Allah:

“Barangsiapa ingin berjumpa dengan Tuhannya hendaklah ia beramal shaleh dan tidak menyekutukan Tuhannya itu dengan apapun juga dalam ibadat penyembahannya.”
(QS Al Kahfi :110)

Ilustrasi mudahnya, sahabat Ali bin Abi Thalib ra dengan permohonannya kepada Rasulullah saw untuk diajarkan cara mendekat kepada Allah Ta’ala adalah proses mengajukan lamaran untuk masuk sebuah akademi khusus ‘mencetak calon-calon muqarrabiin’. Kemudian diterima oleh Rasulullah melalui proses talqin dzikir LAA ILAAHA ILLALLAH.

Sebagaimana akademi-akademi di jaman sekarang pola pendidikan yang diterapkan serba spesial. Kurikulumnya spesial, olah jasmaninya spesial, olah fikirnya spesial. Dan setiap peserta didik yang terdaftar dalam akademi tersebut harus mematuhi peraturan yang ditetapkan dan menjalani berbagai macam latihan (riyadhah) untuk bisa lulus, berhasil mendapatkan ijazah dan memanfaatkan ilmu yang diperoleh.

Begitu juga dengan latihan (riyadhah) melaksanakan dzikir tahlil dalam tarekat setiap ba’da shalat fadhu, menjadi sebuah kewajiban bagi para pengamalnya untuk keberhasilan dalam proses pensucian ruhaniah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Menjadi murid seorang Syekh/Mursyid dalam tarekat merupakan proses membebaskan diri dari kebiasaan-kebiasaan rutin yang membuat nyaman, istilah jaman sekarang adalah keluar dari comfort zone (zona nyaman).

Sebelum bertarekat, seorang murid sangat nyaman dengan tidur delapan jam sehari semalam, tetapi setelah bertarekat ia harus latihan (riyadhah) mengurangi jam tidurnya menjadi lebih sedikit. Enam atau bahkan empat jam sehari semalam, sehingga ia menjadi terbiasa mengurangi tidur dan memanfaatkan waktu yang biasanya terpakai untuk tidur dengan hal-hal yang bermanfaat, misalnya shalat malam. Dengan begitu ia sedang mengelola syahwat al-nawm (keinginan/kecenderungan untuk tidur) di dalam nafs (diri)-nya.

Sebelum bertarekat, seorang murid sangat nyaman dengan mengkonsumsi makanan tiga kali sehari semalam. Setelah bertarekat ia dibimbing oleh mursyidnya mengelola syahwat al-bathn (keinginan/kecenderungan untuk mengisi penuh perut dengan makan dan minum) tidak berlebihan melalui puasa. Dalam bentuk puasa senin kamis, puasa Nabi Dawud, puasa kifarat, puasa memakan nasi dan lauk yang mengandung lemak atau puasa-puasa lain. Masih banyak model latihan lainnya yang harus dijalani oleh seorang murid. Kesemuanya itu sesuai dengan sabda Rasulullah saw : kita telah kembali dari perang kecil ke perang besar. Yang dimaksudkan perang besar adalah perang melawan hawa nafsu.

Kesimpulannya melakukan dzikir tahlil bagi ikhwan dan akhwat TQN Suryalaya ba’da shalat fardhu adalah suatu keharusan dalam rangka pensucian ruhaniah untuk mendekat kepada Allah SWT. Adapun jika berjamaah di dalam lingkungan orang-orang yang belum ber-TQN, selesai shalat fardhu silakan ikut dalam dzikir tasbih, tahmid dan takbir. Kemudian lakukan dzikir tarekat seusai dzikir tersebut.

Namun hal yang sangat penting diperhatikan adalah kebijaksanaan dalam mengelola sikap di tengah-tengah masyarakat. Jangan karena lantaran merasa melaksanakan jalan yang khusus (tarekat), kemudian menjadi paling benar dan paling takwa sendiri. Justru di dalam tarekat kita harus semakin cerdas mengelola rasa. Ingat pesan-pesan Syekh Mursyid pendahulu kita, Syekh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad yang tertuang di dalam tanbih dan lima untaian mutiara. Tunjukkan akhlaqul karimah yang merupakan buah dari dzikir yang kita lakukan.

Mungkin pepatah di bawah ini bisa menjadi bahan renungan kita semua :

Jangan jadi orang yang merasa pandai,
Jadilah orang yang pandai merasa.


Waminallahi tawfiq wal hidayah. Wallahu a’lam bishshawwab.

Meruya, 31 Januari 2009 (Han)

Bahan bacaan :
1. Sirrul Asrar, Asy Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, Terjemahan KH Zezen Zaenal Abidin Zayadi Bazul Asyhab, Thinkers Library, 1998
2. Miftahus Shudur, KH. A. Shohibul Wafa Tadjul ‘Arifin, Terjemahan Prof. DR. Aboebakar Atjeh, Pondok Pesantren Suryalaya, 1970
3. Hakekat Tauhid & Makna Laa Ilaaha Illallah, Syaikh Dr. Shaleh bin Fauzan bin Abdullah al Fauzan, Terjemahan Agus Su’aidi bin Husnunuri As Sidawi, Pustaka Al Haura, 1999
4. Hadist Shahih Muslim I-IV, Terjemahan Ma’mur Daud, Fa. Widjaja, 1993
5. Amalan Seumur Hidup, Imam Nasa’i, Terjemahan H. Alimin dan Rezki Matumona, Sahara Publisher, 2005.



Tasbih, Tahmid, Takbir atau Langsung Tahlil? (II)

Dalam hal ini kita mesti mengetahui terlebih dahulu apa fadhilah (keutamaan) membaca kalimat tahlil (LAA ILAAHA ILLALLAH) sebagaimana nash-nash berikut ini :

1. Firman Allah SWT :

Fa'lam Annahuu Laa ilaaha Ilallaah

Artinya Maka Ketauhilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah (QS Muhammad, 47:19)

2. Sabda-sabda Rasulullah SAW berikut ini :

قَالَ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : أَفْضَلُ مَا قُلْتُ أنَا وَالنَّبِيُونَ مِنْ قَبْلِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ


“Dan sebaik-baik perkataan yang aku ucapkan demikian pula yang diucapkan para nabi sebelumku adalah LAA ILAAHA ILLALLAH...” (HR TIRMIDZI)

Nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada hamba-Nya adalah mengerti LAA ILAAHA ILLALLAH, karena bagi penghuni surga kalimat ini bagaikan air yang mengalir untuk penghuni bumi (Kalimat ikhlas, karya Ibnu Rajab [52-53])

Oleh sebab itu, barangsiapa mengucapkan kalimat ini maka harta dan darahnya terjaga. Sebaliknya barangsiapa menentangnya maka maka harta dan darahnya halal dialirkan.

3. Dalam hadist sohih Rasulullah saw bersabda :
‏و حدثنا ‏ ‏أبو الطاهر ‏ ‏وحرملة بن يحيى ‏ ‏وأحمد بن عيسى ‏ ‏قال ‏ ‏أحمد ‏ ‏حدثنا ‏ ‏و قال ‏ ‏الآخران ‏ ‏أخبرنا ‏ ‏ابن وهب ‏ ‏قال أخبرني ‏ ‏يونس ‏ ‏عن ‏ ‏ابن شهاب ‏ ‏قال حدثني ‏ ‏سعيد بن المسيب ‏ ‏أن ‏ ‏أبا هريرة ‏ ‏أخبره ‏
‏أن رسول الله ‏ ‏صلى الله عليه وسلم ‏ ‏قال ‏ ‏أمرت أن أقاتل الناس حتى يقولوا لا إله إلا الله فمن قال لا إله إلا الله ‏ ‏عصم ‏ ‏مني ماله ونفسه إلا بحقه وحسابه على الله ‏

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan: Laa ilaaha illallah, barang siapa telah mengucapkan: Laa ilaaha illallah, maka harta dan dirinya terlindung dariku, kecuali dengan sebab syara, sedangkan perhitungannya (terserah) pada Allah
(Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim: 30, Bab Iman)


Barangsiapa mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dan mengingkari seluruh sesembahan selain Allah maka harta dan darahnya haram dan hisabnya diserahkan kepada Allah (HR. Muslim)

4. Hadist Rasulullah saw
. قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهَ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَهُ . (رَوَاهُ البُخَارِي وَمُسْلِمْ ).

Rasulullah saw bersabda : “Bahwasannya Allah Ta’ala mengharamkan api neraka menjilat orang yang berkata LAA ILAAHA ILLALLAH yang tujukan hanya kepada Allah semata-mata (HR. Bukhari Muslim)

5. Di dalam kitab Sirrul Asrar karya Syaikh Abdul Qadir Al Jailani qs fasal lima tentang taubat dan talkin disebutkan :

Di dalam Al Qur’an kalimat tauhid (kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH) ditempatkan dalam dua tempat. Pertama, ayat yang menunjukkan LAA ILAAHA ILLALLAH secara lisan saja. Firman Allah:

"Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri" (Ash shoffat : 35)

Maksudnya kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH yang ini merupakan bagian dari orang awam.
Kedua, Allah menyatakan kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH disertai dengan ilmu yang hakiki, sebagaimana firman Alah :

Ketahuilah bahwa sesungguhnya LAA ILAAHA ILLALLAH (Tidak ada Tuhan selain Allah) dan mohonlah ampun bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang beriman, laki-laki dan perempuan. (QS Muhammad, 47:19)

Ayat ini menjadi sababun nuzul bagi adanya talqin (pembelajaran) dzikir untuk tujuan tertentu, yakni wushul (sampai) kepada Allah.

Masih di dalam kitab Sirrul Asrar, Syekh Abdul Qadir Al Jailani qs menerangkan, di dalam kitab Bustanusy Syariah, orang pertama yang menginginkan jalan terdekat kepada Allah, terunggul tetapi termudah melalui Rasulullah saw adalah Ali bin Abi Thalib r.a.

Ketika Saidina Ali ra meminta, Rasul tidak langsung menjawab, tetapi menunggu wahyu. Maka datanglah Jibril dan mentalqinkan kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH tiga kali dan Nabi mengucapkannya tiga kali. Selanjutnya Nabi mentalqin Ali ra. (sebagaimana Nabi ditalqin oleh Jibril). Selanjutnya Nabi mendatangi para sahabat dan Nabi mentalqin mereka secara berjamaah.

Selanjutnya Rasulullah saw bersabda : kita telah kembali dari perang kecil ke perang besar. Yang dimaksudkan perang besar adalah perang melawan hawa nafsu.


6. Hadist Rasulullah saw:
وَعَنْ عَلِيِّ ابْنِ أبِي طَالِبٍ كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ أَنَّهُ قَالَ : سَمِعْتُ سَيِّدَ الخَلاَئِقِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلَ سَيِّدُ المَلاَئِكَةُ عَلَيْهِ السَّلاَم : مَا نُزِّلَتْ بِكَلِمَةٍ أَعْظَمَ مِنْ كَلِمَةِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَبِهَا قَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ وَالجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالبَرُّ وَالبَحْرُ أَلاَ وَهِيَ كَلِمَةُ النَّجَاةِ وَهِيَ كَلِمَةُ العُلْيَا .

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib Karramallahu wajhah, bahwa beliau berkata: “Aku mendengar junjungan manusia Muhammad bersabda: Junjungan Malaikat, Jibril berkata : Aku tidak turun dengan membawa satu kalimat yang lebih agung dari kalimat Laa ilaaha IllaLlah. Dengan kalimat tersebut langit, bumi, gunung, pohon-pohon, daratan dan lautan muncul ke permukaan. Ingatlah kalimat tersebut adalah kalimat keselamatan ia adalah kalimat yang tinggi.
(Miftahus Shudur, KH. A. Shahibul Wafa Tajul ‘Arifin)

7. Kalimat ini memang pendek lafadznya, sedikit hurufnya dan ringan diucapkan. Namun memiliki bobot yang sangat berat di dalam timbangan keadilan. Ibnu Hibban dan al Hakim telah meriwayatkan dari Abu Said al-Khudri bahwa Rasulullah saw bersabda :

Musa pernah berkata : “Wahai Tuhanku, ajarilah aku sesuatu yang dapat aku pakai untuk ingat dan berdoa kepadaMu”

Allah berfirman: “Wahai Musa, ucapkanlah LAA ILAAHA ILLALLAH”

Musa berkata : “Semua hambaMu mengucapkan kalimat ini”

Allah berfirman : “Wahai Musa, seandainya tujuh langit dan penghuninya selain Aku dan tujuh bumi diletakkan di salah satu daun timbangan dan ‘LAA ILAAHA ILLALLAH’ diletakkan di daun timbangan lainnya, niscaya ‘LAA ILAAHA ILLALLAH’ lebih berat dari itu semua” (HR HAKIM [1/528] dan IBNU HIBBAN [2324] dalam Maurid Adh-Dham’an)

8. Kalimat yang agung ini mempunyai banyak keutamaan, dalam risalah yang berjudul Kalimatul Ikhlas Al Hafidz ibnu Rajab menyebutkan sebagiannya, antara lain :
• Ia merupakan harga surga
• Barangsiapa mengucapkannya di akhir hayatnya, ia pasti masuk surga
• Ia menjadi penyelamat dari kekekalan neraka
• Ia menjadi sebab diampuninya seluruh dosa
• Ia merupakan kebajikan yang terbaik
• Ia dapat menghapus dosa dan kesalahan
• Ia mampu memperbaharui iman dan qalbu
• Ia mampu membuka tabir sampai berjumpa dengan Allah Ta’ala bagi orang yang jujur dalam mengucapkannya
• Ia merupakan doa terbaik yang diucapkan oleh para Nabi
• Ia merupakan dzikir yang paling utama
• Ia adalah amalan yang paling utama dan paling banyak pahalanya yang menyamai pahala membebaskan beberapa budak
• Ia dapat menjaga dari gangguan syetan
• Ia menjadi pengaman kesengsaraan kubur dan kedahsyatan hari dikumpulkannya seluruh mahluk
• Ia menjadi syiar orang-orang mukmin tatkala dibangkitkan dari kubur
• Ia menjadi kunci dibukanya delapan pintu surga, hingga bisa masuk lewat pintu manapun yang disukai
• Ia dapat mengeluarkan seseorang dari siksa neraka sekecil apaun amalnya

Nash-nash di atas cukup kiranya untuk memahami betapa besar pahala dan fadhilah orang yang mengucapkan tahlil.

(Bersambung)

Tasbih, Tahmid, Takbir atau Langsung Tahlil? (I)


DZIKIR SESUDAH SHALAT

Masih ada hal yang membingungkan diantara para pengamal dzikir Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah (TQN) Suryalaya, terutama yang masih baru. Sesudah shalat fardhu apa yang harus diamalkan terlebih dahulu, dzikir yang biasa mereka kerjakan selama ini (membaca tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali) atau langsung mengerjakan dzikir tahlil minimum 165 kali yang telah ditalkinkan oleh guru mursyid kepada mereka?

Artikel berikut ini mudah-mudahan bisa menghilangkan kebingungan para ikhwan di dalam meniti jalan menuju Allah SWT.

Mari kita perhatikan hadist berikut ini :

Bahwa fakir miskin Muhajirin datang menemui Rasulullah saw. dan berkata:
Orang-orang kaya telah pergi dengan derajat yang tinggi dan nikmat yang kekal.

Rasulullah bertanya: Apa itu gerangan?

Mereka menjawab: Mereka salat seperti kami salat, mereka puasa seperti kami puasa. Tetapi mereka bersedekah sedang kami tidak sanggup, mereka mampu memerdekakan budak sementara kami tidak mampu.

Rasulullah saw. bersabda: Maukah kalian aku ajarkan sesuatu yang dapat membuat kalian mengejar orang-orang yang mendahului kalian dan yang dapat membuat kalian mendahului orang-orang yang sesudah kalian? Tidak ada seorang pun di antara kalian yang lebih utama kecuali ia melakukan seperti yang engkau lakukan.

Mereka menjawab: Tentu, ya Rasulullah.

Rasulullah bersabda: Kalian baca tasbih (subhhaanallah), takbir (Allahu akbar) dan tahmid (alhamdu lillah) setiap selesai salat sebanyak tiga puluh tiga kali
(Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim 936, Bab Masjid dan Lokasi Sholat)

Riwayat lain dijelaskan oleh Imam Nasa’i
“Wahai Rasulullah, sungguh ahli datsur (orang-orang kaya) mampu mencapai kedudukan yang tinggi dan kenikmatan yang sempurna berkat harta yang mereka miliki. Mereka shalat dan puasa seperti kami, namun mereka mempunyai harta dan bisa pergi haji dan umrah ke Baitullah, bisa berjihad dan bersedekah dengan kelebihan harta yang ada pada mereka, sedangkan kami tidak bisa demikian.”

Maka Rasulullah SAW bersabda, “Maukah kalian aku beritahu tentang suatu amalan yang apabila amalan itu kalian kerjakan, maka kalian akan bisa menyamai mereka. Dan tidak ada seorangpun yang akan menyamai kalian setelah itu kecuali jika orang itu mengerjakan juga?! Amalan itu adalah bertasbih (membaca SUBHANALLAH), bertahmid (membaca ALHAMDULILLAH) dan bertakbir (membaca ALLAHU AKBAR) setiap selesai shalat, masing-masing sebanyak tigapuluh tiga kali.”

(HR Abu Shalih dari Abu Hurayrah, dalam buku AMALAN SEUMUR HIDUP berdasarkan pola hidup dan ibadah Nabi SAW terjemahan dari kitab ‘AMAL al-YAUM wa al-LAILAH, IMAM NASA’I [215-303 H]


Riwayat lain mengisahkan, bahwa suatu hari Abu ad-Darda’ kedatangan seorang tamu, lalu ia berkata kepada tamu itu, “Sungguh tidak ada oleh-oleh yang lebih baik dariku untuk engkau selaku tamuku melainkan sebuah hadits Rasulullah saw yang diucapkannya ketika aku berkata kepadanya:

Sungguh orang-orang kaya telah mampu mendapatkan dunia dan akhirat berkat harta yang mereka miliki. Mereka juga shalat, berdzikir dan berjihad seperti kami, namun mereka bersedekah sedangkan kami tidak. Ketika itu beliau saw berkata :

‘Maukah engkau kutunjukkan tentang suatu amalan yang apabila amalan itu engkau kerjakan maka engkau akan bisa menyamai mereka dan tidak seorangpun yang menyamai engkau setelah itu kecuali jika orang itu mengerjakan juga. Amalan itu adalah bertasbih (membaca SUBHANALLAH) sebanyak tigapuluh tiga kali, bertahmid (membaca ALHAMDULILLAH) sebanyak tigapuluh tiga kali dan bertakbir (membaca ALLAHUAKBAR) sebanyak tigapuluh empat kali setiap selesai shalat.”

(HR. UMMU DARDA’) dalam buku AMALAN SEUMUR HIDUP berdasarkan pola hidup dan ibadah Nabi SAW terjemahan dari kitab ‘AMAL al-YAUM wa al-LAILAH, IMAM NASA’I [215-303 H]

Beberapa nash di atas menjadi acuan bahwa dzikir yang selama ini dilakukan di kalangan umat muslim benar-benar sangat berdasar dan jelas sekali ada contohnya di masa hidup Rasulullah saw. Lalu mengapa jamaah tarekat ketika sesudah shalat mereka langsung berdzikir tahlil dan dengan suara yang sangat keras?

(bersambung)