Senin, Desember 22, 2008

Keraguan Membawa Hidayah

Ada seorang pendeta yang sangat bijak dan berpengaruh di Bagdad dan memiliki banyak pengikut. Ia memiliki pengetahuan yang luas, tidak hanya mengenai tradisi Yahudi dan Kristen, tetapi juga mengenai Islam. Ia pun mengetahui kitab suci Al Qur’an dan sangat menghargai Rasulullah SAW. Khalifah Bagdad waktu itu menghormatinya dan berharap ia beserta pengikutnya masuk Islam. Sebenarnya, pendeta itu ingin memeluk agama Islam. Hanya saja ia masih meragukan bahwa Mi’raj Rasulullah SAW terjadi berikut raganya.

Akal pendeta itu tak menerima peristiwa Mi’raj dan segala yang disampaikan oleh Rasulullah SAW sepulangnya dari perjalanan itu. Bahkan, sesungguhnya banyak kaum muslimin ketika itu yang tidak mempercayai penjelasan Rasulullah SAW dan menjadi murtad. Peristiwa itu benar-benar menjadi ujian yang sangat berat bagi keimanan kaum muslim karena akal tidak mampu menerima fenomena serupa itu.

Khalifah mengundang para bijak dan para syekh untuk meyakinkan si pendeta, namun tak ada yang mampu. Kemudian pada suatu sore, ia memohon kepada SYEKH ABDUL QADIR AL JAILANI Q.S. untuk meyakinkan si pendeta mengenai kebenaran Mi’raj Rasulullah SAW

Ketika SYEKH ABDUL QADIR AL JAILANI Q.S. datang ke istana, si pendeta dan khalifah tengah bermain catur. Saat si pendeta mengangkat sebuah bidak catur, tiba-tiba matanya beradu pandang dengan tatapan Syekh. Si pendeta memejamkan matanya…

Ketika membuka matanya, tiba-tiba ia telah berada di sebuah sungai dan dihanyutkan oleh alirannya yang deras. Ia berteriak minta tolong. Seorang penggembala muda lompat ke sungai menyelamatkannya. Ketika pemuda itu memeluknya ia sadar bahwa ia tidak berpakaian dan dirinya telah berubah menjadi seorang gadis.

Si penggembala menariknya keluar dari sungai serta menanyakan keluarga dan rumahnya. Ketika gadis itu menyebutkan Bagdad, si penggembala mengatakan butuh waktu berbulan-bulan untuk sampai ke sana. Si penggembala menghormati, menjaga dan melindunginya. Namun, karena tak ada tempat yang ditujunya, si penggembala menikahinya. Dari pernikahan itu mereka memiliki tiga orang anak.

Suatu hari, saat si istri mencuci pakaian di sungai yang menghanyutkannya beberapa tahun silam, ia tergelincir dan jatuh ke air. Ketika tersadar dan membuka mata… ia dapati dirinya tengah duduk di hadapan khalifah, memegang bidak catur dan masih bertatapan pandangan dengan SYEKH ABDUL QADIR AL JAILANI Q.S., yang berujar kepadanya, “Hai pendeta yang malang, apakah saat ini Kau masih enggan mengakui?”

Si pendeta, yang masih ragu dan menganggap apa yang dialaminya itu hanyalah mimpi, menjawab, “Apa yang kau maksudkan?”

“Apakah kau ingin berjumpa dengan anak dan suamimu?” tanya SYEKH ABDUL QADIR AL JAILANI Q.S. seraya membuka pintu. Di depan pintu istana telah berdiri si penggembala dengan tiga orang anaknya. Mengalami runtutan kejadian ini, si pendeta langsung menyatakan keimanannya dan mengakui kebenaran Mi’raj Rasulullah SAW. Ia dan jamaahnya yang berjumlah sekitar 5000 orang masuk Islam melalui SYEKH ABDUL QADIR AL JAILANI Q.S.

Syekh Tosun Bayrak, Mengenal Sang Sultan Aulia
The Secret of Secrets, Hakikat Segala Rahasia Kehidupan, Syekh Abdul Qadir Al Jailani

2 komentar:

  1. Subnallah luar biasa sekali karomah Sultanul auliya Syekh Abdul Qodir al Jaelani

    Artikel ini sangat bermanfaat untuk semakin berkhidmat dan mencintai Sultanul Auliya Syekh Abdul Qodir Al Jaeleani

    BalasHapus
  2. BAgai MAna Cara Saya Untuk MEyakini Cerita tersebut

    BalasHapus