Rabu, Desember 10, 2008

Srikandi TQN Banjarmasin

Tidak lengkap rasanya menikmati kesukesan kegiatan Pelatihan Membentuk Qalbu Ihsani untuk Komunitas Muslim di Banjarmasin tanpa menyebut nama ibu Badi’ah Ma’ruf, S.Ag. Wanita sepuh ini punya peran yang sangat besar dalam semua proses pelatihan. Semenjak persiapan, pelaksanaan hingga purna pelatihan.

Bu Badi’ah adalah istri almarhum Prof. Jurkani Yahya, wakil talkin TQN Ponpes Suryalaya di Kalimantan Selatan. Semangatnya luar biasa besar. Semenjak ditinggal suaminya, Bu Badi’ah otomatis mengurus keluarganya sendirian. Namun, itu semua tidak menjadikannya lemah. Prinsipnya, selama masih ada Allah semua yang tidak mungkin akan menjadi mungkin. Yang paling penting serahkan semuanya kepada Allah.

Bu Badi’ah mewarisi tugas yang sangat penting dari almarhum suaminya, yaitu pembinaan ikhwan TQN di Kalimantan Selatan. Sementara itu pertambahan jumlah ikhwan semakin meningkat. Wakil talkin dari Surabaya, KH. Ali Hanafiah Akbar beberapa kali datang membantu membina ikhwan baru. Tetapi toh, beliau tidak mungkin terus menerus tinggal. Masih banyak daerah lain yang butuh pembinaan dari beliau, terutama di Jawa Timur.

Mempertimbangkan kondisi seperti ini, rasanya sangat perlu dilakukan pembinaan ikhwan yang memiliki multiflying effect. Selanjutnya Bu Badi’ah berkoordinasi dengan Pak Gerilyansyah (Pak Igur), selaku Ketua Korwil Kalsel YSB Ponpes Suryalaya. Tawaran Ust. Wahfiudin untuk mengadakan pelatihan bagi ikhwan TQN setahun yang lalu, sepertinya cocok diterapkan pada masa ini. Bu Badi’ah dan Pak Igur pun langsung berkoordinasi dengan Ust. Wahfiudin di Jakarta.

Demikianlah, semua rencana dipersiapkan dengan matang. Semua potensi, meski sangat terbatas, dikerahkan semaksimal mungkin. Tempat pelatihan dan semua perlengkapan pendukung, Pak Igur yang bertanggungjawab. STIA Bina Banua yang diketuai Pak Igur mendukung penuh kegiatan ini. Rekrutmen, konsumsi, handout dan sertifikat peserta juga tiket Jakarta-Banjarmasin Tim Pelatih, Bu Badi’ah yang mengkoordinir.

Ust. Wahfiudin dan RADIX di Jakarta pun bergerak. Lobbying dilakukan dengan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Banjarmasin. Atas persetujuan Kantor Pusat di Jakarta, dikucurkanlah dana sponsorisasi kegiatan pelatihan tersebut.

Semuanya berjalan begitu mudah. Tahap demi tahap persiapan bergulir laksana arus air yang mengalir deras dari hulu ke hilir. Hal ini menyiratkan restu guru Mursyid begitu nyata. Pangersa juga bekerja di balik kemudahan-kemudahan ini. Ikhwan hanya bertugas menjalankan proses dari satu titik ke titik lainnya. Sedangkan beliau, melalui kedekatannya dengan Sang Maha Menentukan menjadi pemeran utama terselenggaranya kegiatan pelatihan. Allahu Akbar. Semoga Allah mensucikan ruhnya. Semoga Allah SWT semakin meningkatkan kualitas qurbah beliau kepada-Nya.

Hari yang direncanakan pun tiba. Tujuhpuluhan peserta telah hadir di ruang pelatihan. Sebagian besar muballigh dan muballighah serta pegawai negeri sipil dari Departemen Agama, ada juga beberapa mahasiswa. Pelatihan kemudian resmi dibuka oleh Ketua Umum YSB Ponpes Suryalaya Pusat yang baru saja diangkat pertengahan Nopember yang lalu. Kedatangan beliau ke Banjarmasin pun melalui proses yang tidak direncanakan sebelumnya. Siratan-siratan ide datang begitu saja melalui qalbu dua wakil talkin yang terus berkoodinasi pada masa-masa persiapan pelatihan tersebut, Ajengan Jejen dan Ust. Wahfiudin.

Senin sore, di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Marsekal Muda (Purn.) Mahfudin Taka dihubungi oleh Ajengan Jejen melalui komunikasi telpon selular. Diceritakanlah rencana mereka untuk berkunjung ke Banjarmasin melakukan pembinaan ikhwan. Dan tim berencana mengajak serta ketua YSB. Sempat terkesan suara bingung dan ragu dari sang ketua, tetapi ketika diinformasikan oleh Ust. Wahfiudin semua sudah dipersiapkan, akhirnya beliau bersedia bergabung. Pak Taka kemudian terbang bersama Garuda ke Banjarmasin pada penerbangan pertama selasa pagi.

Allah Maha Perencana, semuanya sudah diatur. Meski panitia Banjarmasin tidak merencanakan, tetapi toh Allah sengaja mengirimkan ‘tentara’-Nya sebagai wujud ridho-Nya. Alhasil, pelatihan pun resmi dibuka oleh Ketua YSB Ponpes Suryalaya Pusat. Terharu dan bangga menyelimuti perasaan para peserta. Daerah mereka dikunjungi oleh orang-orang penting dari Ponpes Suryalaya dan melalui mereka pula cahaya ilmu Allah SWT akan memancar.

Namun dibalik itu semua, patut pula kita berterimakasih kepada Bu Badi’ah. Berkat kemauan kerasnya pelatihan bisa terselenggara di Banjarmasin. Bu Badiah tidak sendirian. Beliau dibantu oleh anak-anaknya yang mendukung penuh secara moral dan materil. Terimakasih Bu Badi’ah, terimakasih warga Banjarmasin. Cahaya petunjuk Allah semoga tetap terlimpah ruah untuk seluruh peserta pelatihan dan para panitia yang mendukung kegiatan tiga hari itu. Semoga pula dari tujuhpuluhan peserta yang hadir tumbuh kader-kader baru penggerak TQN yang militan dan memiliki ghirah dakwah yang besar. Agar cita-cita para pendahulu Muslim di tanah Banjarmasin terwujud.

Meruya, 11 Dzulhijjah 1429 H
9 Desember 2008 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar