Senin, Januari 19, 2009

Pantulan Nur Mahkota 'Arif Billah

Manaqib di Masjid Kubah Emas

Sudah kali kedua manaqib Syekh Abdul Qadir Al Jailani qs diselenggarakan di Masjid Kubah Emas Desa Meruyung, Depok. Pertama, Sabtu 25 Oktober 2008. Sekitar 10.000 jamaah Tarekat Qadiriyyah wan Naqsyabandiyyah (TQN) Pondok Pesanteren Suryalaya hadir di masjid megah itu.


Angka tersebut di atas kami konfirmasikan kepada pengelola masjid Kubah Emas yang sengaja mengamati jalannya kegiatan itu.Bagian dalam masjid penuh sesak oleh jamaah, begitu juga ruang serambi masjid yang ada di sisi timur, tidak ketinggalan ruang yang sering digunakan oleh pengunjung untuk istirahat di sisi timur laut masjid.

Tidak hanya ikhwan dari Jabodetabek saja yang memeriahkan manaqib tersebut, ribuan ikhwan dan akhwat lainnya dari seluruh wilayah Jawa Barat terutama dari daerah-daerah kantong ikhwan TQN Suryalaya seperti Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Garut, Bandung, Purwakarta, Karawang, Subang, Sumedang, Kuningan, Karawang, Cikampek, Banten dan lain-lain datang berbondong-bondong menggunakan bus-bus pariwisata. Bahkan di antara peserta yang hadir ada dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung dan Palembang.

Rangkaian kegiatan manaqib didahului dengan dzikir khataman TQN Suryalaya selama kurang lebih 30 menit, dilanjutkan dengan pembacaan beberapa ayat suci Al Qur’an, Tanbih dari Syekh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad ra (Abah Sepuh), Tawassul dan Manqobah (kisah-kisah perjalanan hidup) Syekh Abdul Qadir Al Jailani qs.

Tidak tanggung-tanggung, empat pembicara menyampaikan tausiyahnya ke hadapan ikhwan dan akhwat. Pembicara pertama ustadz Didin dari Banjarsari memukau hadirin dengan gaya oratornya yang khas. Ustadz yang tengah menyelesaikan pendidikan kesarjanaannya di Institut Agama Islam Latifah Mubarakiyyah (IAILM) Ponpes Suryalaya ini menyampaikan betapa pentingnya kita berdzikir.

Pasangan suami istri jebolan kontes Da’i-Da’iyah salah satu televisi nasional swasta berbicara pada kesempatan kedua. Mereka adalah pasangan yang tampak serasi. Ustadz Dadang dan Ustadzah Witrin –keduanya berasal dari Cisirri-Ciamis-- sangat fasih berbicara tema-tema keagamaan kontemporer. Model ceramah duet yang mereka hadirkan mengundang decak kagum jamaah. Apalagi ketika Ustadz Dadang dan istri tercintanya, Ustadzah Witrin saling melempar tema ceramah dibumbui sapaan-sapaan lembut edifikatif.

Di penghujung acara, KH. Abdul Gaos Saefullah Maslul yang akrab dikenal Ajengan Gaos mengajak hadirin untuk bersama-sama belajar mendekatkan diri kepada Allah SWT. Beliau menyampaikan pembelajaran (talqin) dzikir kepada jamaah yang hadir.

Pasukan Blangkon Hitam
Kali kedua, Masjid Kubah Emas yang pendiriannya didukung penuh Ibu Hj. Dian Almahri ini kembali dijejali jamaah TQN Suryalaya pada Sabtu, 17 Januari 2009. Gambaran situasinya persis sama dengan manaqib tiga bulan yang lalu, cuma kali ini pasangan da’i dan da’iyah dari Cisirri berhalangan hadir.


Disela-sela kegiatan, perhatian penulis teralihkan oleh kehadiran beberapa pria yang berpenampilan unik, sangat kontras dengan penampilan sebagian besar jamaah. Mereka mengenakan pakaian serba hitam, dihiasi penutup kepala blangkon ala pria-pria jawa tempo dulu yang berwarna senada. “Siapa mereka?”, tanya penulis dalam hati. Akhirnya penulis memberanikan diri menghampiri mereka dan berkenalan. Kebetulan diantara mereka ada yang mengambil posisi duduk terpisah dari jamaah.

Setelah meminta ijin untuk mengambil gambar mereka melalui digital camera, penulis menyapa dengan sopan. Obrolan santai pun terjadi. Dari obrolan itu diketahui mereka adalah tim support manaqib. Kebetulan lawan bicara penulis adalah ‘komandannya’ langsung, Mas Dita.

Mas Dita adalah ikhwan yang luar biasa. Beliau masih terhitung baru dalam lingkaran ikhwan TQN Ponpes Suryalaya, tetapi prestasinya sangat mengesankan. Rupanya beliau menjadi salah satu ‘wasilah’ terselenggaranya kegiatan manaqib di Masjid Kubah Emas.

Sehari-hari Mas Dita berprofesi sebagai dokter kecantikan. Dari profesinya itu Mas Dita memiliki banyak teman yang beragam latar belakang. Salah satunya adalah anak ibu Hj. Dian Almahri. Melalui temannya inilah kemudian Mas Dita mengajukan permohonan untuk mengadakan manaqib di Masjid megah ini. Alhamdulillah ijin keluar, dan begitulah jalannya, manaqib pun terlaksana.

Tidak itu saja, Ibu Hj. Dian Almahri mengijinkan Masjid Kubah Emas sebagai tempat terselenggaranya kegiatan Manaqib Syekh Abdul Qadir Aljailani qs setiap tiga bulan sekali, yaitu pada hari Sabtu ketiga. Dengan ijin ini mudah-mudahan kita bisa istiqomah. Amin. (Han)

Meruya, 17 Januari 2009

1 komentar: