Selasa, Desember 01, 2009

Penyaluran Hewan Kurban

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Laailaahaillallahu Allahu Akbar Allahu Akbar Walillaahilhamdu. Gema takbir bersahut-sahutan dari satu mushola ke mushola lainnya, dari satu masjid ke masjid lainnya selepas Ashar pada hari kamis, 9 Dzulhijjah. Besoknya, Hari Raya Idul Adha 1430 H bertepatan tanggal 27 November 2009 dirayakan berbarengan oleh sebagian besar warga Indonesia. Ormas-ormas besar agama Islam seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan lainnya telah menyepakati waktu pelaksanaan Hari Raya Kurban sejak penetapan tanggal 1 Dzulhijjah 1430 H pada sidang isbat yang diselenggarakan Departamen Agama RI.

Kesibukan begitu terasa di kantor Dompet Dhuafa Rawamangun yang seatap dengan kantor YSB Korwil Jakarta pada H-1 . Dering telepon berulangkali terdengar. Sebagian besar dari pekurban yang menkonfirmasi dana yang telah mereka transfer ke nomor rekening panitia Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa Rawamangun. Sebagian ada yang menanyakan berapa rupiah yang harus mereka keluarkan untuk berkurban 1 ekor kambing atau 1 ekor sapi. Sebagian ada yang menanyakan lokasi kantor berikut rute yang harus mereka tempuh untuk bisa sampai ke kantor tersebut guna menyampaikan dana kurban secara langsung.

Di salah satu sudut kantor, Ust. Wahfiudin pimpinan Dompet Dhuafa Rawamangun yang juga Ketua Korwil Jakarta menggelar rapat singkat dan terbatas dengan panitia THK DD Rawamangun dan sebagian pengurus Korwil Jakarta. Agenda rapat membahas lokasi penyebaran hewan kurban hasil kerjasama DD Rawamangun dan Korwil Jakarta.

Setelah mempertimbangkan beberapa hal dan mengkonfirmasi permohonan lokasi pemotongan hewan kurban dari beberapa ikhwan TQN diputuskan menyalurkan hewan-hewan kurban ke Kalibaru Cilincing Jakarta Utara 4 ekor kambing, Kampung Sawah Bekasi 3 ekor kambing, Ciomas Bogor 1 ekor kambing, Kp Lembah Abang Cikarang 2 ekor kambing, Kampung Pamalayan Garut 2 ekor sapi dan Kampung Taruju Tasikmalaya sapi seekor dan kambing 2 ekor.

Kampung Kalibaru Cilincing Jakarta Utara adalah daerah minus. Sebagian besar penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan. Profesi orang dewasa di kawasan ini mayoritas nelayan tradisional. Ada beberapa menjadi pedagang kecil-kecilan, tukang ojek, pekerja buruh pelabuhan Tanjung Priok dan pekerja-pekerja sektor non formal lainnya. Ada juga yang menjadi pegawai negeri sipil tetapi tidak banyak jumlahnya. Karena kondisi perekonomian yang minim ini, hampir dipastikan sangat jarang penduduk yang mampu menyisihkan sebagian pendapatannya untuk berkurban. Pertimbangan ini menjadikan alasan 4 ekor kambing Kurban kerjasama DD Rawamangun dan Korwil Jakarta dikirimkan ke Kampung Kalibaru untuk dipotong dan disalurkan dagingnya.

Kawasan Kampung Sawah Bekasi terkenal dengan wilayah kristenisasi yang sangat gencar dilakukan oleh kelompok misionaris Kristen. Tidak hanya pemuka agamanya, bahkan penduduk sekitar yang biasa-biasa saja mampu melakukan usaha kristenisasi dengan berbagai cara. Sebagian besar keberhasilan usaha kristenisasi ini dilakukan dengan iming-iming pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.

Dalam rangka meminimalisir gerakan kaum misionaris, 3 ekor kambing dikirimkan oleh DD Rawamangun dan Korwil Jakarta ke kampung sawah. Panitia Pemotongan dan Penyaluran hewan kurban melaporkan ada sekitar 150-200 orang pengamal dzikir TQN Suryalaya di kawasan ini. Ini momentum tepat untuk sosialisasi dakwah Islam melalui tasawuf yang dipraktekkan oleh KH Ahmad Shahibul Wafa Tajul Arifin dan Pesantren Suryalayanya. Juga sebagai bukti kepedulian ikhwan TQN Suryalaya terhadap problem sosial umat.

Kampung Lemah Abang Cikarang menjadi salah satu tujuan penyaluran hewan kurban karena kawasan tersebut tergolong daerah tertinggal. Di kawasan tersebut tinggal seorang da’i aktivis dzikir TQN Suryalaya yang pengalaman dakwahnya dimulai sejak beliau menjadi murid KH. Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad hingga kini. Da’i itu adalah Ust. Nurhasan. Beliau sering bertandang ke kawasan Kemoyoran Jakarta Pusat untuk membina ikhwan-akhwat TQN Suryalaya di Kemayoran.

Di Ciomas Bogor satu ekor sapi disalurkan. Penerimanya adalah sebuah yayasan anak yatim piatu yang dikelola oleh salah satu karyawan Badan Pengelola Masjid Istiqlal Jakarta. Pa Zuhdi yang telah berkhidmah sebagai pengatur soundsystem Masjid Istiqlal selama lebih tigapuluh tahun menyisihkan sebagian waktu luangnya untuk mengelola yayasan ini. Semoga satu ekor kambing yang dipotong dan dibagikan untuk anak-anak yatim membawa berkah yang agung untuk pekurban.

Kampung Pamalayan kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut menjadi tujuan penyaluran dua ekor sapi yang dikurbankan atas nama sebuah keluarga dokter yang sangat dermawan di Jakarta. Amanahnya dua ekor sapi itu harus disembelih oleh Ust. Wahfiudin, maka pantia THK DD Rawamangun dan Korwil Jakarta memutuskan untuk mengadakan safari kurban ke kawasan tersebut.

Kawasan Pamalayan merupakan salah satu daerah terkena gempa pada September 2009 yang lalu. Ada beberapa rumah penduduk dan bangunan sekolah yang hancur dan roboh. Meski telah ada bantuan dari beberapa donator seperti BAZNASDA Jawa Barat dan salah satu televisi swasta nasional berupa sembako dan bantuan medis, namun belum mampu mengobati derita yang tersisa akibat gempa.

Profesi penduduk Pamalayan sebagian besar petani, rata-rata hanya mampu mengenyam pendidikan formal hingga SD dan SMP. Jarak yang cukup jauh dari ibukota kabupaten dan sarana transportasi yang kurang memadai menjadi hambatan utama perkembangan kawasan ini.

Daerah terakhir yang menjadi tujuan penyaluran hewan kurban adalah kawasan kampung Taraju Kabupaten Tasikmalaya. Taraju terletak 48 km dari ibukota Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Kawasan ini juga terkena gempa di Jawa Barat September 2009 yang lalu, bahkan cukup parah. Kiranya penyaluran satu ekor sapi dan dua ekor kambing ke kawasan ini mampu mengurangi beban derita yang dialami oleh para korban gempa bumi.(han)


1 komentar: