Yayasan Serba Bakti (YSB) Ponpes Suryalaya Koordinator Wilayah (Korwil) DKI Jakarta kembali menggelar hajatan besar. Setelah berkhidmah selama kurun 2004-2009, Drs. KH. Azhari Baedlawie, MM, sang Ketua Korwil berinisiatif mengadakan sebuah musyawarah dalam rangka membentuk kepengurusan yang baru untuk masa khidmah 2009-2014.
“YSB Korwil DKI Jakarta sedang menata sistem. Di lingkungan YSB, jujur saya katakan ini baru pertama kali diadakan. Kami menyelenggarakan Musyarawah Wilayah (Muswil) untuk memilih siapa pemimpin YSB Korwil DKI Jakarta pada kepengurusan yang akan datang. Meski organisasi kita berbentuk yayasan, notabene kepengurusan di tingkat pusat hingga perwakilan harus berdasarkan persetujuan pemilik yayasan (Sesepuh pondok pesantren Suryalaya), namun untuk DKI Jakarta kami ingin pemimpin kami benar-benar dipilih dari akar rumput. Dalam hal ini, suara ikhwan-akhwat TQN Suryalaya DKI Jakarta diwakili oleh para pengurus pewakilan masing-masing wilayah kota yang menjadi peserta musyawarah.” Ujar KH. Azhari pada detik-detik menjelang pembukaan muswil.
Muswil yang bertempat di Aula Al Kautsar Jakarta Islamic School (JIS) Pondok Karya Pembangunan Jakarta Timur ini diadakan pada Sabtu 18 Juli 2009. Dihadiri oleh tujuh puluh peserta. Masing-masing lima perwakilan kota mengutus sepuluh orang wakilnya, tidak ketinggalan ibu-ibu Bella dan beberapa tamu undangan.
Turut hadir pada acara pembukaan, Ketua Umum YSB Pusat, Marsekal Muda (Purn.) H. Mahfudin Taka yang didaulat untuk memberikan sambutan dan membuka secara resmi muswil tersebut. Dalam sambutannya Pak Taka memberikan apresiasi khusus atas terselenggaranya muswil ini. Beliau menekankan perlunya organisasi yayasan yang memiliki sistem demokrasi. Tetapi tidak seperti organisasi-organisasi lain yang menganut sistem demokrasi ala Barat, organisasi YSB menganut sistem demokrasi yang berkesesuaian dengan TANBIH Syekh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad ra. Karena itu beliau berpesan agar seluruh peserta muswil memilih kata-kata yang santun apabila terjadi perdebatan dalam dinamika musyawarah.
Dalam menyikapi fenomena globalisasi, Pak Taka menyarankan pengurus Korwil DKI Jakarta periode 2009-2014 memanfaatkan kelebihan tekonologi dan informasi untuk menunjang pekerjaan para pengurus sehingga tercapai hasil yang maksimal.
Muswil Korwil DKI Jakarta terbagi dalam tiga sesi sidang, Sidang Pleno I mengagendakan Laporan Pertanggungjawaban Ketua Korwil DKI Jakarta masa khidmah 2004-2009 yang dilanjutkan dengan pandangan umum lima perwakilan kota dan pengurus Ibu Bella. Juru bicara masing-masing perwakilan seluruhnya menyatakan menerima dengan baik kinerja ketua korwil dan jajarannya. Pengurus Korwil yang dipimpin oleh Drs. KH. Azhari Baedlawie,MM dinilai telah membangun landasan yang kokoh dalam berdemokrasi serta menjalankan program-program kegiatan pembinaan ikhwan-akhwat TQN Suryalaya di DKI Jakarta.
Dalam masa baktinya, telah diselenggarakan beberapa hajat besar, yakni Musyawarah Nasional (MUNAS) YSB se-Indonesia dan luar negeri pada tahun 2006, Lokakarya Kepemimpinan Tanbih pada 1 Maret 2009, Musyawarah Wilayah (Muswil) YSB Korwil DKI Jakarta pada 18 Juli 2009, kegiatan manaqib di Masjid Islamic Center Jakarta Utara, rutin 3 bulan sekali, Manaqib di Masjid Istiqlal kerjasama dengan KH. Abdul Ghaos SM dan jajarannya pada 24 Januari 2009, Khitanan Massal Gratis untuk anak-anak kaum dhuafa di tiga lokasi dalam wilayah perwakilan Jakarta Utara dan Jakarta Timur, yakni di Cilincing, Ciracas dan Lubang Buaya hasil kerjasama dengan donatur jejaring Ust. Wahfiudin pada 7 Juli 2009, serta program-program lainnya.
Sesi kedua adalah sidang komisi, yang terbagi dalam tiga komisi, yakni Komisi A membahas Tata tertib Musyawarah Pemilihan Calon Ketua Korwil dan Program Kerja, Komisi B membahas Kelengkapan Organisasi Yayasan, Komisi C membahas Rekomendasi.
Terjadi dinamika yang menarik pada musyawarah di sidang-sidang komisi. Suasana demokrasi terbangun dengan indah. Masing-masing peserta muswil mempertahankan opini demi terciptanya sebuah proses pemilihan ketua korwil yang legitimate. Ada beberapa perdebatan sengit yang terjadi pada saat pembahasan tata tertib di Komisi A juga di komisi-komisi lain. Namun perdebatan-perdebatan itu berhasil diredam dengan solusi-solusi logis yang diterima oleh peserta sidang.
Sidang Pleno II kemudian digelar selepas sholat Ashar. Ada dua agenda dalam pleno II ini, agenda pertama , mengesahkan hasil-hasil sidang komisi setelah masing-masing jurubicara mempresentasikannya dan ditanggapi oleh peserta sidang yang lain. Agenda kedua Pemilihan Calon Ketua Korwil masa khidmat 2009-2014.
Agenda pemilihan calon ketua korwil adalah agenda puncak. Ada dua nama mengemuka dalam bursa pencalonan. Perwakilan Jakarta Selatan mencalonkan nama Ketua Korwil masa bakti 2004-2009 untuk kembali memegang kendali korwil DKI Jakarta pada periode 2009-2014, yaitu Drs. KH. Azhari Baedlawie, MM. Meski sebelumnya sang ketua Korwil pada sambutannya saat acara pembukaan menyatakan ‘TIDAK INGIN DICALONKAN KEMBALI’, beliau memberikan kesempatan kepada kader yang lebih muda, lebih agresif, memiliki pengalaman organisasi yang banyak, memiliki wawasan dan jejaring sosial, ekonomi dan politik yang luas. Beliau yakin banyak kader-kader TQN Suryalaya yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang baru saja disebutkan.
“Saya mangusulkan salah seorang calon yang sesuai dengan tuntutan tugas dan kewajiban Korwil DKI Jakarta dalam melayani umat. Setelah mencermati track record-nya, gaya kepemimpinannya dan kekharismaannya di kalangan ikhwan-akhwat TQN Suryalaya, yaitu bapak Drs. KH. Wahfiudin, MBA yang juga wakil talqin Pangersa Abah.” Ujar KH Azhari pada sambutan pembukaan.
Berturut-turut, setelah perwakilan Jakarta Selatan, maju juru bicara dari masing-masing perwakilan. Perwakilan Jakarta Pusat dengan lapang dada menghormati keputusan KH Azhari untuk tidak lagi menjadi pengurus dan menanggapi usulan KH Azhari. Dengan sepakat seluruh peserta perwakilan Jakarta Pusat mencalonkan KH. Wahfiudin, SE, MBA sebagai calon ketua Korwil periode 2009-2014.
Setali tiga uang dengan perwakilan Jakarta Barat, Timur dan Utara. Masing-masing juru bicara menyatakan mencalonkan KH. Wahfiudin, SE, MBA untuk memimpin Korwil DKI Jakarta periode 2009-2014.
Menyikapi 80% dukungan mengarah kepada KH. Wahfiudin, SE, MBA, Ketua Perwakilan Jakarta Selatan memohon untuk diijinkan bicara.
“Setelah melihat kenyataan dukungan hampir sepenuhnya kepada Kiyai Wahfiudin dan menghormati keputusan Kiayi Azhari, kami perwakilan Jakarta Selatan kemudian berembug. Keputusannya, kami mengikuti floor. Dukungan kami alihkan kepada Kiyai Wahfiudin”, Ujar H. Mursidi, Ketua Perwakilan Jakarta Selatan.
Dengan demikian secara aklamasi peserta sidang memilih KH. Wahfiudin, SE, MBA sebagai Ketua Kowil DKI Jakarta terpilih periode 2009-2014.
Tata tertib pemilihan ketua korwil menetapkan salah satu klausul, bahwa ketua terpilih harus menentukan ketua Dewan Pembina dan Ketua Dewan Pengawas saat itu juga untuk kemudian mendapatkan pengesahan dari peserta musyawarah. Sedangkan pada saat itu KH. Wahfiudin sedang mengemban tugas lain, yaitu memberikan training tasawuf untuk 360 orang karyawan PT. Perkebunan Nusantara III di Medan, Sumatera Utara sejak Jum’at hingga Minggu, 17-19 Juli 2009. Artinya fisik beliau tidak berada di arena musyawarah.
Menyikapi hal tersebut, Pimpinan sidang pleno segera menghubungi KH. Wahfiudin melalui ponsel untuk memenuhi klausul pada tata tertib. Komunikasi terhubung dan KH. Wahfiudin menyampaikan kalimat-kalimat sambutan atas dipilihnya beliau menjadi Ketua Korwil DKI Jakarta masa khidmat 2009-2014 dari jarak jauh. Suara beliau kemudian disiarkan ke tengah-tengah peserta musyarawah melalui pengeras suara. Seluruh peserta mendengarkan dengan khidmat.
“Terimakasih atas kepercayaan perserta Muswil kepada saya. Bukan saya tidak mau menghadiri Muswil pada hari ini. Bukan pula sebuah kesengajaan. Kami di Medan pun sedang mengemban tugas Pangersa Abah, Jajaran direksi PT. PN III ingin seluruh karyawannya yang berjumlah 13.000 orang diajarkan dan dilatih dzikir TQN Suryalaya. Tahap sekarang, yaitu tahap pertama sedang dilatih 360 orang yang merupakan perwakilan dari 60 kebun yang tersebar di seluruh Sumatera Utara. Ini mereka yang meminta dan baru saja mereka diberi talqin dzikir”, ungkap KH. Wahfiudin melalui ponsel.
“ Saya rasa ini juga adalah salah satu Karomah Wali Mursyid pangersa Abah Anom. Tidak ada pembicaraan sebelumnya dengan pihak direksi. Tiba-tiba saja, melalui konsultan hukum dan Agama PT. PN III, Bapak Thamrin Munthe, yang juga wakil Bupati Tanjung Balai. Mereka menghubungi Majlis Dzikir Tazkirah pimpinan Bapak Amirudin MS untuk diberikan pelatihan dzikir. Namun karena kita juga pembina Majlis Dzikir Tazkirah, akhirnya Pak Amirudin meminta kami memberikan training kepada mereka, jajaran karyawan PT. PN III”, lanjut KH. Wafiudin.
“Sekali lagi kami memohon maaf atas ketidakhadiran di arena muswil. Kepercayaan seluruh peserta insya Allah akan kami emban sepenuhnya. Saya tidak bisa sendirian. Saya juga butuh kerjasama dari ikhwan-akhwat semua, terutama KH. Azhari yang telah memberikan landasan yang kokoh di jajaran Korwil, pengurus-pengurus perwakilan dan Ibu-ibu Bella”, KH. Wahfiudin mengakhiri.
Ketika ditanyakan siapa yang dicalonkan untuk menjadi Ketua Dewan Pembina dan Ketua Dewan Pengawas, KH. Wahfiudin menyebutkan KH. Azhari sebagai ketua Dewan Pembina dan H. Jonny (Ketua Korwil DKI Jakarta sebelum KH. Azhari) sebagai Ketua Dewan Pengawas. Saat itu juga pimpinan sidang pleno menanyakan kepada floor atas nama-nama yang disebut KH. Wahfiudin. Peserta muswil kemudian menyatakan persetujuannya secara serentak. Lalu pimpinan sidang pleno mengesahkan keputusan tersebut.
Purna sudah agenda muswil dilaksanakan. YSB Korwil DKI Jakarta kini memiliki figur pemimpin yang insya Allah sanggup membawa ikhwan-akhwat TQN Suryalaya Wilayah DKI Jakarta menuju ke arah perubahan yang lebih baik. Tinggal kini, kita nantikan restu dari Pengurus Pusat dan Pangersa Abah Anom untuk mengukuhkan Ketua Korwil Terpilih. (HAN)
Inya Allah beliau dapat mengemban misi dengan baik.
BalasHapus