(Pekalongan – Semarang – Bojonegoro – Pamekasan – Cepu – Jogjakarta)
29 Mei – 14 Juni 2009
Program Safari Dakwah merupakan kerjasama antara Bank Syariah Mandiri dengan RADIX Training Center. BSM sebagai perbankan syariah yang mempunyai semangat "rahmatan lil'alamiin” sangat mendukung program safari dakwah selama 17 hari dengan daerah tujuan: Pekalongan – Semarang – Bojonegoro – Pamekasan – Cepu dan Jogjakarta. Hal tersebut tentunya merupakan bukti nyata kehadiran BSM di tengah-tengah masyarakat dalam meningkatkan dakwah Islam secara luas selain juga untuk menggerakkan sektor ekonomi syariah. Maka dari itu saat mendengar Ust Wahfiudin dan tim RADIX akan melakukan perjalanan dakwah keliling Jateng – Jatim dari tanggal 29 Mei – 14 Juni 2009, BSM langsung berkomitmen untuk men-support kegiatan tersebut.
Selain itu misi tim Safari Dakwah mengemban tugas dari Wali Mursyid Syekh Ahmad Shahibul Wafa Tajul ‘Arifin guna pembinaan ikhwan-akhwat TQN Suryalaya di beberapa daerah. Pembinaan dengan metode training diharapkan membawa perubahan yang signifikan dalam pola dakwah para muballigh TQN Suryalaya, karena metode training Ust. Wahfiudin dan tim Radix Training Center mengandung muatan transformasi ide, semangat dan teknis dakwah tasawuf.
Jum’at 29 Mei 2009 pukul 07.20 WIB rombongan safari dakwah bergerak meninggalkan basecamp RADIX Training Center di Jl. Balai Pustaka V No.3 Rawamangun, Jakarta Timur menuju kantor pusat Bank Syariah Mandiri (BSM) yang berlokasi di Jl. MH Thamrin No. 5, Jakarta Pusat dalam rangka acara pelepasan. Rombongan terdiri dari: Ust. Abdul latif SE, MA (Co-trainer); Nugraha Romadhan, SE (Fasilitator); Hendra Yudha, S.Kom (Spesialis IT & Multimedia); Bambang Kuswara (Teknisi merangkap pengemudi). Sementara Ust. Wahfiudin SE, MBA (Koordinator dan Trainer Utama) sudah tiba lebih dulu di BSM untuk membimbing dzikir setiap jum’at pagi dari pukul 07.30 – 08.00 WIB yang dihadiri oleh keluarga besar BSM dari level direksi hingga staf.
Sesampai tim di Masjid Al-Ihsan BSM, Ust. Wahfiudin sedang menyampaikan beberapa tujuan safari dakwah, antara lain perlunya para muballigh dan guru pesantren dibekali wawasan keagamaan yang lebih luas, memperkaya konten dakwah dengan topik-topik yang aktual serta meningkatkan kompetensi dakwah melalui penguatan metodologi pembelajaran yang transformatif.
Dalam sambutannya Bapak Zaenal Fanani selaku Direktur BSM menyampaikan bahwa program safari dakwah ini sangat didukung oleh Manajemen BSM. Selain RADIX mengadakan pelatihan untuk guru-guru dan para muballigh di pondok pesantren yang dikunjungi, ust Wahfiudin juga akan mengunjungi kantor cabang BSM yang dilewati untuk muhadharah. Beberapa cabang tersebut antara lain: Pekalongan, Surabaya, Pamekasan dan Yogyakarta. Beliau juga menyampaikan rasa syukur atas kerjasama yang baik antara RADIX dengan BSM selama ini.
Selepas acara dzikir di masjid, manajemen BSM beserta beberapa karyawan bergerak ke lobby gedung untuk melepas rombongan safari dakwah. Sebelum berangkat rombongan berdoa dipimpin oleh pak Ust. Munib dilanjutkan dengan acara foto bersama dengan beberapa manajemen BSM antara lain Bp. Zaenal dan Bp. Ahmad Fauzi. Rombongan dilepas dengan senyum dan tepuk tangan yang membahana di lobby gedung sehingga membuat suasana sungguh membahagiakan dan rombongan safari dakwah merasa mendapat semangat serta energi tambahan.
Isuzu Elf warna silver yang menjadi kendaraan operasional tim safari dakwah sungguh sangat menarik perhatian. Semua sisi dari mobil tersebut dibalut dengan stiker safari dakwah transformatif yang cukup besar dan berwarna. Tampak jelas logo BSM dan Yayasan Serba Bakti Suryalaya perwakilan Jakarta Timur khususnya Rawamangun. Alhamdulillah mobil sudah dilengkapi dengan AC dan DVD Player berikut dengan TV yang menggantung dibagian interior atas sehingga dapat menjadi media penghibur selama perjalanan.
Training di Pekalongan
Daerah pertamakali yang akan dikunjungi adalah Pekalongan. Namun, sebelum ke pekalongan tim harus menjemput rekan Ust. Wahfiudin di Cirebon. Seorang mantan pendeta yang sudah masuk Islam. Pak Yudi Mulyana, begitu beliau sering disapa, adalah mantan pegawai negeri di jajaran Kantor Wilayah departemen Agama di Cirebon. Jabatan terakhirnya adalah Pembinaan Mental (Bintal) Agama Kristen, Khususnya Kepala pembinaan gereja-geraja di Cirebon. Tetapi, justru di saat menjalankan tugas itulah muncul keraguan pada keyakinan ke-kristenannya, karena intelektualitas doktor lulusan sekolah theologi ini semakin sering mempertanyakan konsep trinitas yang dianut umat nasrani. Lalu beliau semakin memperdalam agama Islam sebab ia tahu, selama belajar di sekolah theologi hanya islamlah yang mengedapankan konsep kesatuan Tuhan, yaitu Tauhid.
Akhirnya Pendeta Yudi Mulyana berikrar tauhid, mengucapkan dua kalimah syahadat di depan seorang muballigh kondang nasional. Tetapi berpindahnya beliau ke Islam berakibat hilangnya semua yang ia miliki selama ini. Ayah, ibu, saudara-saudara, istri, anak-anak semua memutuskan hubungan darinya. Begitu juga pekerjaan dan harta benda. Beliau sudah tidak memiliki apa-apa. Namun beliau yakin, Allah SWT selalu bersamanya.
Yudi Mulyana yang kini muslim banyak berkonsultasi mengenai Islam kepada beberapa muballigh kondang, termasuk Ust. Wahfiudin. Dari beberapa pembicaraan dengan Ust. Wahfiudin, Pak Yudi tertarik dengan tasawuf. Kemudian ia meminta talqin melalui Ust. Wahfiudin. Pendeta yang kini menjadi ustadz itu adalah aktivis dzikir TQN Suryalaya dan banyak pengalaman spiritualitas yang ia alami selama mengamalkan dzikir.
Pukul 18.10 tim tiba Kantor Cabang BSM Pekalongan. Ust. Wahfiudin sudah tiba lebih dahulu di BSM Pekalongan karena beliau menggunakan pesawat terbang Jakarta Semarang. Ketika tim tiba, Ust. Wahfiudin sedang memberikan ceramah untuk jajaran keluarga besar BSM Pekalongan. Usai itu Ust. Wahfiudin dan tim bersilaturahim dengan jajaran keluarga besar BSM pekalongan yang dipimpin oleh Bapak Arif, seorang Kepala Cabang yang terhitung muda. Selanjutnya tim melanjutkan perjalanan ke lokasi training.
Lokasi training di Pekalongan adalah sebuah kantor kelurahan yang ‘disulap’ menjadi ruangan training berkapasitas 200 orang. Wakil Talqin pangersa Abah di Pekalongan, KH. Jauhari Anwar menyambut tim dengan bungah. Malam itu juga setelah melakukan setting ruangan, training dilaksanakan dengan dihadiri oleh 154 peserta.
Dua hari training di Pekalongan membuat peserta puas. Apalagi tim RADIX menggunakan perlengkapan multimedia yang semakin menunjang pemahaman para peserta. Belum lagi konten yang dibawakan membuat pencerahan pada masing-masing individu peserta. Sayang, pertemuan terlalu singkat. Ikhwan Pekalongan harus kembali berpisah dengan tim RADIX, karena tim akan melanjutkan perjalanan ke Boja, Semarang.
Dalam penutupan training, Ust. Wahfiudin berpesan kepada peserta training untuk menerapkan semua yang didapat dalam dua hari training ini dalam kehidupan sehari-hari dan mengaplikasikan metode dakwahnya kepada kawan-kawan lain yang belum mengikuti training. Beliau berharap, ikhwan Pekalongan mampu menyelenggarakan pelatihan tingkat lanjut di masa yang akan datang.
Belakangan, training di Pekalongan ini mendapat apresiasi yang sangat besar dari salah satu pengemban amanah Ponpes Suryalaya, KH. Zaenal Abidin Anwar, yang juga berdarah Pekalongan. Saat itu tim mengakhiri program Safari Dakwah di Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya dan berjumpa beliau. Pa Njen (sapaan akrab KH. Zaenal Abidin Anwar) berpesan agar melanjutkan program pembinaan melalui training ini ke beberapa daerah di seluruh Nusantara dan Luar Negeri.
Bersambung….(idn/han)
pak ustadz abdul latif semoga sehat selalu
BalasHapus