Kamis, Juli 02, 2009

The Laddies Dzikr

Alunan kalimat thoyyibah membahana di salah satu sudut ruang tamu sebuah rumah besar di bilangan Tawes, Rawamangun. Para pedzikir terdiri dari wanita-wanita paruh baya yang duduk bersimpuh tawadhu dan khusyu’. Duduk di posisi terdepan, sendirian, seorang imam laki-laki memimpin dzikir dengan bersemangat. Suaranya mantap. Hentakan-hentakan begitu terasa. Diikuti beriringan oleh jamaah dzikir di belakangnya.

Kalimat-kalimat tahlil menyeruak dari lisan-lisan yang rindu kasih sayang Ilahi. Membentuk ritme yang berpola. Melahirkan kondisi cinta yang tak terbendung. Cinta pada Sang Maha Penyayang.

Komunitas bernama Majlis Ta’lim Roudlotul Jannah ini bertempat di Jl. Tawes No. 36 Rawamangun, kira-kira 500 meter sebelah timur terminal Rawamangun, Jakarta Timur. Kegiatan Dzikir dilakukan setiap hari Senin Pagi pukul 08.30 s.d. 10.00 WIB. Dibimbing oleh seorang Ustadz jebolan Pelatihan Muballigh Tasawuf (PMT) Yayasan Aqabah Sejahtera sejak tahun 2005.

Adalah Ibu Hj Danila, seorang wanita berdarah Palembang yang telah merelakan ruang tamu lapangnya untuk selalu dijadikan halaqah dzikir oleh insan-insan perindu Ilahi. Tidak hanya majlis dzikir saja, ta’lim pun selalu dilakukan pada tiap hari jum’at pagi di halaman rumahnya yang juga luas dengan penceramah yang selalu berganti-ganti.

Majlis ta’lim yang pada 6 Februari 2009 lalu genap berusia duapuluh delapan tahun ini selalu istiqomah memperbaharui keimanan anggotanya dengan berbagai kajian dari beragam disiplin keislaman. Banyak da’i terkenal ibukota yang rutin membagikan ilmunya kepada jamaah majlis ta’lim, antara lain Ust. Wahfiudin, Ust. Umay, Ust. Arifin Ilham dan lain-lain.

Berbeda dengan kajian setiap Jum’at pagi, kajian setiap senin pagi diisi dengan aktifitas dzikir Thariqat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah (TQN) Ponpes Suryalaya. Sebenarnya mereka sudah pernah bertemu dengan KH. Ahmad Shahibul Wafa Tajul ‘Arifin pada era 80-an saat rombongan pengajian berkunjung ke ponpes yang beliau pimpin. Namun karena tidak ada pembinaan setelah kunjungan itu mereka hanya menjadi pengamal pasif.

Baru setelah Ust. Wahfiudin kembali hadir di tengah-tengah mereka pada tahun 2005, Majlis Ta’lim Raoudlatul Jannah berkomitmen untuk istiqomah mengamalkan dzikir ini. Beberapa minggu kemudian Ust. Wahfiudin menugaskan salah satu asistennya untuk memimpin dzikir pada setiap senin pagi.

Selain dzikir harian, kegiatan ditambah dengan dzikir khataman pada Senin ketiga dan Shalat Tasbih berjamaah setiap Senin kedua dan Senin terakhir.

Alhamdulillah, keistiqomahan itu membawa peningkatan pada keimanan yang mereka rasakan. Pelan-pelan berkah dzikir mengalir pada setiap sendi dan peredaran darah masing-masing jamaah. Thiflul Ma’ani semakin hari semakin tumbuh dan berkembang, menghasilkan benih-benih kerinduan untuk berjumpa dengannya.

1 komentar:

  1. Bulan Juli ini tanggal berapa tepatnya diadakan kembal shalat tashbih berjamaah?

    BalasHapus