Selasa, Maret 13, 2012

Kerja Spiritual Dekatkan Diri Kepada Allah

Posted on March 13, 2012
Berikut ini adalah dialog wartawan Republika dengan tokoh spiritual Ustadz Wahfiudin. Dialog tersebut diliput dalam harian Republika Ahad 11 Maret 2012.

1. Bisa dijelaskan apa yang dimaksud dengan Spirituality in Work (SiW)? Bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari?
Spirituality in Work (SiW) atau dalam bahasa Indonesianya Spiritualitas dalam kerja (SpiKer) adalah spiritualitas yang kita terapkan pada dunia kerja. Untuk memahami spiritualitas dalam bekerja, kita kaji dulu makna Spiritualitas. Spiritualitas berasal dari bahasa Inggris Spirituality. Akar kata dari Spirituality adalah spirit. Spirit bisa berarti jiwa. Bisa juga berarti immateriil (sesuatu yang non-materi). Maka spiritualitas dalam bekerja adalah jiwa, makna, motif dalam sebuah pekerjaan. Spirit juga bisa berarti murni. Murni dalam bahasa Arab adalah ikhlas. Maka orang yang bekerja spiritual adalah orang yang ikhlas dalam bekerja. Kemurnian seseorang ada pada fitrahnya. Dan fitrah manusia adalah memiliki kerinduan kepada Tuhan, ingin dekat dengan Tuhan.

Kesimpulannya, bekerja yang spiritual adalah bekerja yang memiliki kekayaan makna, sarat dengan motif-motif kemulyaan, dan tujuan akhirnya adalah dalam rangka menggapai ridha Allah s.w.t.

Cara menerapkan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan 3 langkah:


a. Setting niat yang penuh makna dalambekerja.
b. Perbanyak berdzikir. Apakah dengan lisan atau qalbu.
c. Meyakini bahwa tanggung jawab utama dalam bekerja adalah kepada Allah. S.w.t.

Bekerja keras, cerdas dan tuntas adalah power. Sedangkan motif di balik pekerjaan adalah drivernya. Alangkah bahayanya jika kekuatan yang besar digunakan untuk hal yang tidak baik. Motif yang mulya akan mengendalikan power sehingga pekerjaan kita semakin mendekatkan diri kita kepada Allah. Jadi mendekatkan diri kepada Allah bukan hanya dengan shalat , dzikir, puasa atau umrah saja, namun bekerja keras, cerdas, tuntas dan ikhlas/spiritual adalah juga cara yang efektif untuk semakin mendekat dengan Allah. Banyak manusia yang menghabiskan waktu dalam porsi besar untuk bekerja. Kalau pukul 6 pagi berangkat dari rumah menuju ke tempat kerja, dan pulangnya pukul 6 sore, berarti dia sudah menghabiskan separuh hidup untuk bekerja. Dan alangkah ruginya jika separuh hidup yang ia jalani dengan susah payah ternyata tidak bernilai di mata Allah. Dan sebaliknya alangkah beruntungnya jika detik demi detik yang ia jalani dalam bekerja ternyata memiliki nilai yang agung di mata Allah. Disinilah pentingnya spiritualitas dalam bekerja.

McCormick dalam Journal Managerial Psychology, menjelaskan dalam kaitan dengan semakin banyaknya manajer yang berusaha menggabungkan spiritualitas dan manajemen:
”… mengintegrasikan spiritualitas dan kerja memberikan makna yang dalam terhadap pekerjaan para manajer. Hal itu akan memberikan nilai-nilai yang paling dalam untuk menunjang pekerjaannya dan juga memberikan harapan akan adanya pemenuhan mendalam secara seimbang.”

2. Bisa dijelaskan latarbelakang ditemukannya metode Spirituality in Work (SiW)? Siapa sesungguhnya penemu metode tersebut?Pada awal dikembangkannya , spirituality in work adalah salah satu materi dalam training manajemen sukses nya lembaga training kami, Radix Training & Consulting. Namun setelah disampaikan dan terus dikembangkan, akhirnya spirituality in work harus dijadikan satu training tersendiri. Saya bersama seorang praktisi spiritualitas Abdul Latif, SE, MA adalah yang pertama kali menemukan dan melatihkan metode spirituality in work. Tentunya dibantu oleh tim Radix Training & Consulting. Kami selama 15 tahun fokus menekuni dan pada akhirnya melatihkan spiritualitas. Riset tentang spiritualitas yang diperkaya dengan Qalbu Linguistic Programming, Neuro Semantic dan Hypnotherapy, membentuk training spirituality in work semakin aplikatif dan mudah diterapkan. Tidak heran banyak lembaga yang meminta kami melatihkan spirituality in work dari dalam maupun luar negeri.

3. Apa tujuan dan target yang ingin dicapai dengan metode Spirituality in Work (SiW)?Banyak sekali tujuan spirituality in work, antara lain:

Menjadikan kerja kaya makna. Dengan makna yang kaya dari sebuah pekerjaan, otomatis seseorang akan merasakan banyak hal: merasa bersyukur dengan pekerjaannya, tidak mudah iri dengan pekerjaan orang lain, merasa nyaman dalam bekerja dan tentunya sangat termotivasi dalam bekerja.
Meledakkan motivasi internal. Motivasi yang dilatihkan dalam spirituality in work bukanlah motivasi eksternal yang mudah sirna, namun motivasi internal yang jauh lebih kuat dan lebih langgeng. Peserta selama training digali motivasi internalnya. Motivasi internal sangat efektif dalam meningkatkan kinerja.
Memperoleh ketentraman batin yang sejati. Salah satu materi dalam spirituality in work adalah spiritual initiation. Peserta diajak untuk mengalami pengalaman spiritual.

Mampu menginspirasi dan memotivasi orang. Tekhnik spirituality in work training yang mudah, membuat peserta dengan mudah menginspirasi dan memotivasi orang lain. Terbukti alumni training spirituality in work mampu meningkatkan laba perusahaan sampai 300% dengan cara memotivasi karyawannya.

Memperoleh kekayaan yang langgeng dan berkah. Cara meraih kekayaan yang dilatihkan dalam spirituality in work, bukan hanya kekayaan di dunia namun juga kekayaan di akhirat dan banyak memiliki manfaat. Sehingga kekayaan yang dimiliki akan langgeng dan berkah selamanya.

4. Siapa sesungguhnya sasaran dari Spirituality in Work (SiW)? Apakah hanya para karyawan? Atau bisa juga para pelajar, guru, orang tua dan masyarakat umum?Seluruh orang yang bekerja adalah sasaran spirituality in Work. Pejabat, direktur, manager, supervisor, operator, bahkan ibu rumah tangga juga membutuhkan spirituality in work.

5. Seberapa kuat dan hebat spiritualitas mampu mendongkrak hasil kerja atau hasil karya seseorang? Bisa dijelaskan testimoni dari keberhasilan Spirituality in Work (SiW)?
Ada salah seorang alumni training spirituality in work bernama Pak Muhidin. Dia pemilik perusahaan oli PT. Recoll Prima Persada (Group). Ia berkata, “training SiW benar2 luar biasa, baru 1 minggu setelah SiW, sudah berdampak pada income perusahaan saya. Saat Skill yang dilatihkan SiW saya terapkan pada karyawan saya, mereka dengan sendirinya meningkat motivasi internalnya. Saya menetapkan jam kerja efektif karyawan adalah 5 jam. Namun setelah menerapkan ilmu dari SiW kepada karyawan, kami tidak perlu meningkatkan kewajiban jam kerja efektif, karena karyawan sendiri yang meminta jam kerja efektifnya menjadi 10 jam/hari. Kalau begini caranya, keuntungan perusahaan bisa meningkat 200-300 %. Benar-benar Luar biasa. Saya pasti sosialisasikan gerakan mulia SiW ini”. Di samping itu, saya orang yang tidak pernah menangis. Namun setelah mengikuti SiW, mendengarkan shalawat saja saya sudah menangis.” Baru seminggu seusai training, pak Muhidin sudah mengharuskan seluruh managernya untuk mengikuti training gelombang berikutnya.

Alumni spirituality in work yang lain yaitu Yanni, seorang manager tax & accounting di sebuah Bank pemerintah, berkata setelah memperoleh pelatihan spirituality in work. “saya setiap hari melakukan pekerjaan saya. Namun baru kali saya mengetahui betapa pekerjaan saya sangat strategis dan kaya makna”. Lengkapnya silakan dilihat di website kami radix.co.id atau trainingspiritual.com.

Dalam hal spiritualitas dalam dunia kerja, Gay Hendrik & Kate Ludemen menyatakan dalam Buku mereka berdua yang menjadi Bestseller berjudul The Corporate Mystics,” Setelah bekerjasama dengan 800 eksekutif perusahaan besar selama 25 tahun, kami menjumpai Pemimpin yang sukses di abad ke-21 adalah para pemimpin yang spiritualistik (spiritual leaders). Dan Kami lebih banyak menjumpai para Sufi (mystics) di perusahaan – perusahaan besar.” Selain itu, Patricia Aburdene dalam bukunya Megatrend 2010 menyatakan bahwa kehidupan bisnis masa depan dibentuk oleh Perusahaan-perusahaan yang bernuansa spiritual, teguh pada moralitas, dan berpihak pada keadilan ekonomi. Dimana Karyawan-karyawan perusahaan tersebut kaya akan nilai-nilai spiritual, taat mempraktekkan latihan-latihan spiritual. Jadi,” Ini era para spiritualis bisnis, bung!” tanpa spiritualitas, kesuksesan tidak bisa langgeng.


6.Apakah Rasulullah saw dan para sahabat juga melakukan Spirituality in Work (SiW)? Bisa dijelaskan contoh kongkritnya?
Contoh sempurna dalam menerapkan spirituality in work adalah Rasulullah. S.a.w.

Tgl 11-12 April 2002, Harvard Bussiness School mengadakan seminar “Does Spirirtuality Drive Success?”. Jawaban dari seminar tsb adl “Ya”. Karena spiritualitas membangun:

Integrity
Energy/Motivation
Inspiration
Wisdom &
Bravery

Dalam dunia bisnis, integritas menjadi hal yg paling pokok. Sekali saja ngemplang, jangan berharap memperoleh kredit lagi dari Bank.

Rasul Saw memberi contoh beliau bisa menjalankan bisnis dgn sukses. Ketika itu banyak pedagang-pedagang besar yg ingin bekerjasama dengan Nabi Saw karena integritasnya.

Dalam riwayat dikisahkan bahwa suatu hari Rasul Saw pernah menjual beberapa ekor unta. Setelah terjual dan pembelinya pergi, ia teringat bahwa diantara unta yg beliau jual itu ada yang cacat dan beliau lupa memberi tahu pembelinya. Rasul Saw segera menyusul pembeli tersebut dan mengembalikan uangnya. Oleh karena itu, tidak heran jika semua penulis sejarah mengatakan bahwa pemuda ini mendapat gelar Al-Amin, orang yg sangat terpecaya, dari penduduk Makkah.

Berbeda jauh dgn kondisi zaman sekarang, dimana kredibilitas menjadi barang yg makin mahal dan langka, terlebih diantara para Pejabat Publik. Pembohongan seolah publik menjadi hal yang biasa. Utk mengejar materi/kekayaan & kemewahan dalam hidup, seseorang rela mengorbankan kredibilitasnya dengan melakukan perbuatan yang tidak terpuji, yaitu Korupsi. Untuk menyelamatkan diri dari tuntutan hukum, seseorang rela untuk berbohong di Pengadilan.

beliau bersabda, “pedagang yang sangat jujur dan kredibel, di akhirat nanti bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada”. (HR. Tirmidzi). Dengan demikian Rasulllah adalah Guru spirituality in work.



7. Apa yang akan terjadi jika umat Islam Indonesia terutama para pemudanya memiliki semangat Spirituality in Work (SiW) dalam segala aktivitasnya?
Subhanallah, mereka benar-benar akan menjadi agent of change. Karena dengan spiritualitas, mereka akan bekerja keras, cerdas, tuntas dan ikhlas. Kalau mereka sudah memiliki daya kerja seperti ini, pasti mereka memiki daya ubah yang luar biasa.

8. Kenapa masyarakat Indonesia masih terbelakang terutama dalam masalah pendidikan? Apa yang masih kurang dari mereka? Apakah juga karena mereka belum memiliki Spirituality in Work (SiW)?
Betul, Banyak orang bergelar tapi tak terpelajar. Schooling but not learning. Reading but not learning anything. Karena banyak pelajar kehilangan makna dari pendidikan. Mereka hanya mencari selembar ijazah. Mereka tidak mencari skill. Seandainya para pelajar tahu betapa strategisnya makna dan manfaat di balik study nya itu, niscaya mereka akan bekerja keras untuk menjadi sukses dalam studynya. Lagi-lagi masalah kehilangan makna. Hidup bermakna adalah kekuatan motivasi yang paling mendasar. Lebih mendasar daripada prinsip kesenangannya Freud dan keinginan untuk berkuasanya Adler.(Victor E. Frankle-pakar existential psychiatry)

9. Menurut Ustadz, langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan sehingga semangat Spirituality in Work (SiW) bisa diterima dan berkembang di Indonesia?
Harus ada kerjasama seluruh elemen masyarakat untuk memasyarakatkan spiritualitas dalam bekerja. Kami siap membantu muwujudkan bangsa ini menjadi bangsa yang spiritual bukan hanya relijius. Silakan menghubungi kami di 021-470-470-4. Kami hanya berharap bangsa ini menjadi bangsa yang berkarakter kuat sehingga bisa menjadi bangsa yang unggul. Dan kami melihat potensi itu.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar