Rabu, Januari 12, 2011

Di Nganggring Cahaya Mursyd Memendar

Tim SD pendahulu beranggotakan Ust. Handri Ramadian dan Ust. Nugraha Romadhan (Idhan) tiba di Jogja Minggu malam 26 Desember 2010 pukul 20.00 WIB. Tim menginap di guest house keluarga Bapak DR. Negro, Ketua I YSB PP Suryalaya Korwil DI Yogyakarta (baca: Korwil Jogja).
Sambutan hangat dari keluarga Pak Negro seakan menghapus semua rasa lelah perjalanan 12 jam Jakarta-Jogja. Isuzu Panther Hitam yang setia menemani tim dalam perjalanan panjang itu terlihat kumuh. Betapa tidak, sejak masuk Kebumen hingga Jogja hujan mengguyur deras. Body mulus si hitam berubah warna menjadi pekat coklat. Diselimuti bercak-bercak kotoran tanah yang menempel di sepanjang perjalanan.

Tim SD bergerak ke ketinggian sebelah Utara lerang Merapi keesokan harinya, menuju Dusun Nganggring Desa Girikerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman untuk melakukan berbagai persiapan teknis sebelum Kursus Tasawuf digelar. Tim SD yang ditemani ustadz andalan Korwil Jogja, Ust. Joko Wahono, bergerak menuju kediaman Pak Syambyah di Nganggring.


Pak Syambyah adalah profil wong ndeso yang memiliki banyak prestasi. Sejak usia muda beliau dilatih oleh orangtuanya untuk bertani dan beternak dengan selalu menanamkan sikap positif terhadap lingkungan yang dikelolanya. Bertani tanpa menggunakan pupuk berzat kimia yang dapat merusak kesuburan tanah. Beternak dengan selalu memberikan makanan ternak dari tetumbuhan di sekitar dusun yang bebas dari zat kimia pula. Semuanya serba organik.

Kambing peranakan etawa yang dikelola bersama kelompok tani pimpinannya menuai hasil yang menggembirakan. Kambing yang asalnya dari India itu mereka kawinsilangkan dengan kambing jawa asli. Hasilnya berupa peranakan etawa yang jika mencapai usia dewasa besarnya hampir setinggi keledai dewasa. Peternakan kambing peranakan etawa ini sengaja untuk diambil susunya, bukan untuk kambing potong.

Ini pula yang menjadi inspirasi Korwil Jakarta dan Korwil Jogja bersinergi menggandeng Laznas BSM Umat untuk mengembangkan usaha peternakan Peranakan Etawa di daerah lainnya di Jogja, yakni di dusun Temuwuh Kidul, Balecatur, Gamping Sleman. Sebagai langkah awal, Laznas BSM Umat menyuntikkan dana sebesar kurang lebih Rp 44.000.000,- (empat puluh empat juta rupiah) untuk usaha peternakan peranakan etawa termasuk pembelian 13 ekor kambing betina dan 1 ekor jantan sebagai bibit awal. Program tersebut telah digulirkan pada dan dilaksanakan pada SD ketiga medio Juni 2010.

Program ini secara teknis dikelola oleh kelompok tani Pondok Sabilun Najah pimpinan Ust. Joko Wahono yang terus dipantau oleh Pak Syambyah. Sejak saat itu, Ust. Joko dan Pak Syambyah sering berkomunikasi hingga timbul keinginan untuk mendatangkan tim SD dari Jakarta pimpinan KH. Wahfiudin agar membina warga dusun Nganggring yang baru saja mengalami trauma pasca erupsi Merapi. Gayung bersambut, Tim SD merealisasikan keinginan tersebut, dan pada 28-29 Desember 2010 Kursus Tasawuf pun terselenggara di Nganggring.

Kursus Tasawuf (KT) dihadiri oleh empat puluh orang peserta yang berlatar belakang petani salak, peternak kambing, pelajar SLTA, guru-guru TPA, pengurus-pengurus Masjid di desa Girikerto, para ustadz dan lain-lain. Mereka sangat antusias menghadiri kursus ini. Beruntung sebagian besar peserta mengerti Bahasa Indonesia sehingga mempermudah tim SD menyampaikan materi. Namun, ada juga pembahasan materi yang harus dimengerti oleh semua peserta, karena itu sesekali tim SD harus bergantian dengan Ustadz Joko Wahono yang jebolan Pelatihan Muballigh Tasawuf (PMT) di Cisarua, guna menyampaikan materi dengan bahasa Jawa.

Pembukaan KT sempat terhambat, karena arus listrik secara tiba-tiba padam. Menurut panitia setempat, arus listrik di Nganggring memang sering ‘byar-pet’ dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dari kantor PLN. Panitia lokal dengan sigap mengambil genset dari balai desa, namun setelah dipasang, genset ternyata tidak mampu menyalurkan listrik untuk konsumsi perlengkapan KT saat itu. Akhirnya KT diselenggarakan apa adanya. Kondisi tersebut oleh tim SD dilaporkan kepada KH. Wahfiudin dan Ketua I Korwil yang masih di Kota Jogjamelalui Blackberry Messenger.

Alhasil, KH. Wahfiudin dan Pak Negro segera meluncur ke toko listrik untuk membeli genset berkapasitas 3000 KVA . Genset itu dihibahkan atas nama donatur Erupsi Gunung Merapi kepada Korwil Jogja untuk digunakan dalam rangka cadangan sumber daya listrik pada event-event seperti di Nganggring. Saat itu juga, genset diboyong ke Nganggring.

Untunglah, listrik kembali menyala seusai tawasul dilantunkan pada rangkaian acara pembukaan. Materi-materi KT akhirnya bisa disampaikan dengan media LCD Projector. Ust. Handri Ramadian menyampaikan materi Islam, Iman dan Ihsan (3I) sampai pukul 11.00 WIB. Dilanjutkan oleh KH. Wahfiudin pada sesi selanjutnya.

Talqin Dzikir TQN Suryalaya disampaikan oleh KH. Wahfiudin di sela-sela pemaparan materi Dzikir dan Metodenya. Perlahan, cahaya dzikir Waly Mursyid hadir di dalam qalbu para peserta. Tertanam kuat. Melekat erat. Mengundang getar-getar rindu pada Sang Maha Pencipta. Tak ayal, sedu sedan tangis sporadis menyeruak tiba-tiba di tengah kehusyuan peserta mengingat Allah. Berganti menjadi permohonan doa ampunan atas segala dosa dan maksiat. Berjanji untuk menjalankan ibadah lebih intens dengan berharap bimbingan sang Waly Mursyd.

Selain Ust. Joko Wahono, KT Nganggring juga dihadiri para alumni PMT Cisarua lainnya yang berasal dari Jogja yakni, Ust. Dimhari, Ust. Hery, Ust. Suwanto dan Ust. Bambang. Mereka diharuskan hadir oleh Korwil Jogja guna mempelajari teknis dan prosedur penyelenggaraan KT dari tim SD. Mereka juga diharuskan menyerap semua materi KT dan dituntut untuk bisa menyampaikan kembali kepada umat.
Tujuannya agar para ustadz TQN Jogja mampu menduplikasi KT dan diharapkan menjadi instruktur KT yang diselenggarakan KORWIL Jogja.

KT Nganggring di hari kedua memaparkan materi Perlunya Waly Mursyid (3T), Mati dan Wafat serta Mysticism and Magic. Pada materi Mati dan Wafat Tim SD memberikan kesempatan kepada Ust. Joko untuk menyampaikan dengan gaya jawanya yang khas.

Dua hari itu, warga Dusun Nganggring rela meninggalkan rutinitasnya merawat perkebunan salak dan peternakan kambing guna mendapatkan pencerahan dari tim SD. Dusun tersebut Allah selamatkan dari terjangan lahar dingin hasil erupsi merapi , padahal jaraknya hanya 8 kilometer dari puncak Merapi. Saat tim SD bergerak dari Kota Jogja menuju dusun tersebut terlihat jelas dari kejauhan kegagahan Merapi Dia berdiri kokoh. Asap tebal berwarna putih masih terlihat membubung tinggi dari kawahnya. Menurut logika, mestinya dusun tersebut hancur luluh lantak diterjang awan panas dan lahar dingin. Namun itu tak terjadi. Setelah dikonfirmasi, ternyata dusun itu dilindungi oleh bukit Turgo yang membentang di sisi barat Gunung Merapi. Bukit itulah yang menahan aliran lahar dingin hingga tidak mengalir ke dusun Nganggring.

Memang Allah SWT adalah Sang Maha Pengatur. Warga yang harusnya menjadi korban diselamatkan Allah SWT oleh kehadiran bukit Turgo. Kini mereka, khususnya para peserta Kursus Tasawuf diselamatkan untuk keduakalinya, yakni mendapatkan bimbingan spiritual oleh Waly Mursyid melalui talqin dzikir TQN Suryalaya. Semoga mereka mampu mengamalkan serta diberi keistiqomahan.(han)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar