Rabu, Januari 13, 2010

Menuju TQN Suryalaya yang Tangguh, Bermartabat dan Modern III

Hari ketiga pelatihan diawali tim wartawan yang melaporkan kegiatan pelatihan di hari kedua. Berbeda dengan tim wartawan sebelumnya, tim wartawan kali ini menyoroti diskusi menarik tentang dampak psikologis orang yang hilang kesadarannya akibat kesurupan. Menurut Kang Asep, orang kesurupan sebenarnya bukan kemasukan jin dan sebangsanya, tapi itu adalah fenomena orang tersebut yang masuk ke dalam alam bawah sadarnya dan membangkitkan memori intelektual sehingga mampu berbicara tidak dengan bahasa sehari-hari.


Kemudian tim wartawan mewawancarai peserta yang hadir. Menurut peserta tersebut, ia memiliki pandangan yang berbeda, karena dulu ia adalah salah seorang yang sering dimintai tolong untuk menyembuhkan orang yang kesurupan. Menurutnya orang kesurupan adalah orang yang kemasukan jin. Walaupun ia tidak pernah melihatnya, tapi ia bisa merasakan kehadiran jin itu di dalam orang yang kesurupan. Wallahu A’lam. Lalu wartawan itu menyimpulkan ini perlu pembahasan lebih lanjut, perlu ada materi tentang jinologi atau setanologi.

Mas Anwar Sani, Direktur Al Azhar Peduli Umat hadir di tengah-tengah peserta pada sesi pertama di hari terakhir. Mas Sani akan berbagi teknik-teknik fund raising berdasarkan pengalamannya ketika bergabung di Dompet Dhuafa Repubika dan memimpin Al Azhar Peduli Umat.

Mas Sani bercerita, ketika ditawari menjadi pemimpin Al Azhar Peduli Umat, ia mulai dari nol. Betapa tidak, Pengelola Masjid Al Azhar Kebayoran Baru hanya menyediakan ruangan kosong berukuran 4 X 5 meter. Jangankan computer, meja kursi pun tidak ada. Mas Sani berfikir keras, apa yang harus saya mulai? Lalu ia membuat papan reklame di atas atap Masjid Istiqlal dengan harapan jamaah masjid Al Azhar mengetahui ada kantor Zakat di Masjid Azhar, dengan demikian mereka akan segera mendonasikan dananya. Tapi apa yang terjadi? Bukannya calon-calon donatur yang datang, melainkan calon-calon mustahiq. Mas Sani bingung, dana belum masuk tapi sudah banyak orang yang butuh dibantu. Akhirnya Mas Sani hanya bisa menyarankan bersabar dahulu dan menjanjikan akan memenuhi problem para mustahiq dalam waktu beberapa minggu ke depan.

Berdasarkan permohonan dari para calon mustahiq, Mas Sani membuat program-program kreatif. Kemudian ia sosialiasikan di hadapan jamaah masjid Al Azhar di setiap kajian rutin dan jamaah shalat Jum’at. Alhamdulillah seiring berjalannya waktu, dengan program yang kreatif dan sosialisasi yang intensif akhirnya terkumpullah dana dan para calon mustahiq pun terbantu masalahnya.

Menurut Mas Sani, fundraising memiliki tujuan antara lain:
1. menghimpun dana, donatur, simpatisan dan dukungan,
2. membangun citra baik lembaga dan
3. memuaskan donatur.

Karena itu ada beberapa tahapan dalam tahapan fundraising yakni
1. Berfikir dalam menciptakan inovasi program,
2. Menyajikannya dalam proposal,
3. Menyusun strategi promosi,
4. Proses penghimpunan,
5. Pelayanan donatur,
6. Publikasi donasi dan
7. Pertanggungjawaban

Untuk para fundraiser , Mas Sani memberikan beberapa tips, yakni :
1. Big thinking (Berfikir besar) dengan cara memperluas pengetahuan, memperluas hubungan/jejaring dan memperluas dunia;
2. Paradoc Thingking (berfikir terbalik), Hidup yang penuh dengan tekanan sesungguhnya adalah hidup yang penuh dengan kekuatan;
3. Focussed Thingking (Berfikir focus), bekerja dengan prioritas dan target serta focus pada tujuan;
4. Simplicity Thingking (Berfikir mudah), buat semuanya menjadi mudah, jika ada kesalahan, tanamkan bahwa kesalahan adalah ibunya penemuan.

Sejak awal berdirinya hingga akhir tahun 2009, Al Azhar Peduli umat dibawah kendali Mas Sani telah membukukan perolehan ZIS dari masyarakat hingga 11 milyar rupiah lebih. Sebuah prestasi yang luar biasa.

Tiba pada sesi kedua, saatnya mempresentasikan proposal kegiatan masing-masing tim kepada calon donatur. Panitia sengaja meng-create simulasi presentasi ini agar para peserta mengalami langsung bagaimana suasana mempresentasikan proposal di hadapan calon donatur dan targetnya adalah para calon donatur itu mau mengucurkan dananya.

Panitia telah menghadirkan beberapa narasumber yang akan menjadi calon donatur, yakni Ust. Wahfiudin, selain Ketua Korwil DKI Jakarta beliau juga adalah Direktur Radix Training & Consulting juga Anggota Dewan Pengawas Bazis DKI Jakarta. Lalu ada Pak Jhony Hadisuryo selain mantan Ketua Korwil DKI Jakarta beliau adalah Direktur sebuah Lembaga Accounting dan praktisi perbankan. Serta Pak H. Asri Rukun, Direktur Utama sebuah perusahaan Kargo Nasional yang kliennya sudah mendunia.

Di hadapan ketiga orang ini, kelima tim mempresentasikan proposalnya. Sebuah pengalaman yang berharga. Ada saja keunikan yang ditampilkan oleh masing-masing peserta. Perwakilan Jakarta Utara mendapat kesempatan pertamakali. Karena baru pertama kali tentu saja banyak kekurangan terjadi, diantaranya lupa memperkenalkan diri kepada calon donatur. Mungkin karena di alam realita menganggap sudah saling mengenal. Presenter tergagap dalam mempresentasikan proposalnya akhirnya konsep jadi tidak jelas.

Saat evaluasi, tim donatur memaklumi kekurangan tim pertama ini. Untuk itu porsi peniliaian yang diberikan kepada tim pertama standarnya dipermudah dibanding tim-tim berikutnya. Berturut-turut kemudian perwakilan dari Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan mempresentasikan proposalnya.

Akhirnya sesi presentasi ini dimenangkan oleh tim Perwakilan Jakarta Pusat. Salah satu penilaian terbesarnya adalah ketika mereka melakukan presentasi hampir tidak ada kesan meminta dana. Bahasanya sangat elegan. Mereka mengajak kerjasama kepada calon donatur untuk memberikan Pelatihan Membentuk Qalbu Ihsani kepada sebuah komunitas di tempat tinggalnya dan mempersilakan calon donatur untuk mensosialisasikan produk-produk calon donatur kepada para peserta pelatihan. Selebihnya karena panitia membantu calon donatur mensosialisasikan programnya maka imbalannya calon donatur diharapkan menyiapkan tempat dan konsumsi peserta. Rupanya tim Jakarta Pusat menerapkan ilmu yang didapatnya dari Mas Syahrul dan Mas Sani. Mereka lakukan penjualan program dengan cara yang kreatif.

Sesi simulasi ini mendapatkan atensi yang luar biasa dari para peserta juga narasumber yang hadir. Mereka menilai Korwil DKI Jakarta sangat serius menggarap kualitas pengurus YSB baik tingkat KORWIL maupun Perwakilan. Skill peserta benar-benar diasah dan mampu mempraktekkan teori-teori yang diterimanya. Mudah-mudahan ini menjadi bekal peningkatan kinerja organisasi.

Sesi terakhir adalah membangun kerjasama tim. Para peserta diberikan simulasi kerjasama menggunakan broken square. Panitia menyiapkan lima buah amplop yang masing-masing berisi tiga potongan kertas. Tiga buah potongan kertas itu tadinya menyatu dalam bentuk empat persegi panjang sama sisi. Lalu empat persegipanjang sama sisi itu dipotong-potong sedemikian rupa dalam tiga potongan dan ditaruh dalam amplop-amlop itu secara acak, sehingga potongan-potongan kertas yang tersimpan di dalam amplop tidak lagi membentuk empat persegipanjang sama sisi.

Tugas peserta adalah menggabungkan kembali potongan-potongan kertas itu di masing-masing amplop tersebut dengan persayaratan tidak boleh komunikasi (lisan, isyarat, sms dll), meminta potongan kertas rekan satu timnya dan tim lain, mengambil potongan kertas rekan satu tim atau tim lain, mengambil alih semua pekerjaan satu tim. Satu yang hanya diperbolehkan, yakni memberi potongan kertas kepada rekan satu tim dan harus jelas diberikan kepada siapa.

Dengan persyaratan-persyaratan tersebut kerja tim tidak lagi mudah. Mereka bekerja dalam kesunyian, tanpa komunikasi. Hanya tangan dan otak saja yang bekerja serta mengandalkan kemurahan masing-masing peserta. Disinilah peserta diajak untuk memunculkan sikap empati mereka kepada teman-teman satu tim. Jika ada diantara anggota tim yang egois, mau menang sendiri dan menganggap telah menyelesaikan tugas, justru kehancuran yang akan terjadi . Tim yang menang adalah tim yang mau berbagi, tidak sok jadi pemimpin, tidak egois dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Akhirnya kegiatan pelatihan ditutup dengan overview keseluruhan acara oleh Ketua Korwil. Usai itu Ketua Korwil DKI Jakarta meminta kembali komitmen masing-masing peserta untuk bekerja aktif dan loyal terhadap organisasi dan Pangersa Abah. Komitmen-komitmen tersebut ditulis di selembar kertas dan diserahkan kepada Ketua Korwil oleh masing-masing peserta. Puncak acara ini sungguh dramatis. Betapa tidak masing-masing peserta melakukan ijab qabul untuk berbakti kepada Pangersa Abah dan organisasi, semacam deklarasi pribadi.

Pada awalnya prosesi ijab qabul komitmen berlangsung normal, satu persatu peserta menyerahkan komitmen tertulisnya kepada Ketua Korwil. Lama kelamaan suasana berubah syahdu dan haru manakala ada di antara peserta terbawa emosi dan berubah menjadi isak tangis tertahan. Sambil mengucapkan ijabnya di antara peserta mulai menitikkan bulir-bulir bening dari sudut mata. Teringat betapa suci tugas mulia menjadi wakil Pangersa Abah dalam organisasi. Apalagi saat sebelumnya Ust. Wahfiudin kembali menekankan doktrin loyalitas dan bertanya “Siapa Kamu?” Lalu peserta menjawab :”Saya Murid Abah, Saya Wakil Abah!!!”

“Hari ini, 3 Januari 2010 disaksikan oleh seluruh peserta, disaksikan oleh para malaikat, disaksikan oleh para wali mursyid, disaksikan oleh Allah SWT, saya serahkan komitmen saya kepada Ketua Korwil DKI Jakarta dan hakikatnya kepada Pangersa Abah. Saya akan bekerja berdasarkan kemampuan saya di bidang (… … …sesuai keunggulan peserta) demi kemajuan TQN Suyalaya. Semoga Allah Swt meridhoi dan memberikan berkahNya. Amiin.” Begitu kurang lebih yang dikatakan masing-masing peserta.

Tidak ketinggalan panitia yang turut meng-create program ini. Mereka pun menyerahkan komitmen tertulisnya kepada Ketua Korwil DKI Jakarta. Yang lebih mengharukan, setelah semua komitmen diterima oleh Ketua Korwil, Ketua Korwil pun ingin menyerahkan komitmennya kepada semua peserta dan panitia. Satu persatu peserta dihampiri, mengagetkan… Ust Wahfiudin sang Ketua Korwil yang terkenal ahli dakwah. Dan dakwahnya sudah mendunia. Ketinggian ilmunya pun tidak diragukan lagi. Dengan rendah hati beliau ciumi tangan masing-masing peserta dan merangkul mereka… Allah….Allah….Allah… teriakan bernada memuji Allah itu membahana di seluruh ruangan. Isak tangis tertahan itu kini tidak lagi bisa terbendung, keluar deras bagai air waduk yang ingin menjebol benteng-benteng bendungan.

Klimaks. Semua menjadi satu hati. Berusaha semaksimal mungkin untuk kemajuan TQN Suryalaya. Menjadi organisasi yang tangguh, bermartabat dan modern. Insya Allah. Bil barakah wal karamah Syekh Ahmad Shahibul Wafa Tajul ‘Arifin, Al Fatihah… (han)


Meruya , 6 Januari 2010
20 Muharram 1431 H


Tidak ada komentar:

Posting Komentar