Kota Jepara kehilangan satu lagi figur kiai sepuh yang penuh dengan kesederhanaan. Bukan hanya warga masyarakat kota ukir saja yang kehilangan, namun juga simpatisan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari Pimpinan Ranting hingga Pimpinan Pusat turut berbela sungkawa atas meninggalnya KH M. Qurthubi.
Tak heran jika ribuan umat Islam turut mengantarkan jenazahnya, Ahad (16/11) siang kemarin. "KH M. Qurthubi, merupakan seorang figur yang sangat sederhana," kata Hendro Martojo, Bupati Jepara.
Selain sebagai sosok yang mengedepankan kesederhanaan Hendro menilai pengasuh pondok pesantren Al-Ishlah Margoyoso, Kalinyamatan, Jepara ini adalah orang yang aktif mengikuti majlis taklim meski hingga ke pelosok desa sekalipun. Tak hanya itu, beliau adalah sosok seorang pendidik. Hal ini terbukti dengan pesantren yang berdiri disamping kediamannya.
KH M. Qurthubi meninggal dalam usia 72 tahun dan meninggalkan seorang istri, Hj. Siri Rohmah, 10 putra-putrinya serta 23 cucu. Selain sebagai pengasuh pondok pesantren, kiai sepuh yang meninggal dunia pada (15/11) pukul empat sore di rumah sakit (RS) Kartini Jepara ini juga sebagai guru mursyid thariqah qadiriyah an-naqsabandiyah.
Pada kesempatan lain, Mulyadi, salah seorang santri berharap agar kiai Qurthubi mendapatkan tempat yang layak disisi Allah swt, sesuai dengan amal ibadah beliau ketika masih berada di dunia. Sebab pekerja wirawasta ini masih menjumpai beliau saat memimpin do'a pada majlis taklim 16-an dan saat menjadi khatib dan imam shalat Jum'at di masjid Al-Falah Margoyoso, Kalinyamatan, Jepara.
"Semoga Allah swt menerima semua amal ibadah dan menempatkan beliau di raudhoh min riyadhil jinan", kata Mulyadi seraya meneteskan air mata kepada kontributor NU Online, Syaiful Mustaqim.
Bukan hanya Bupati Jepara saja yang hadir, ada pula sejumlah pejabat dan para kiai juga ikut berbelasungkawa atas meninggalnya kiai Qurthubi. H A. Marzuqi, S.E (wakil bupati Jepara), Arief Mudatsir Mandan M.Si (Wakil Ketua DPP PPP), H Hisyam Ali dan Drs H Istajib AS (DPW PPP Jawa Tengah), KH Noor Ahmad SS (ahli falak PBNU), KH Ahmad Kholil, KH Ahmad Sholeh, KH Abdullah Nawawi, KH Muhlisul Hadi, yang kesemuanya dari Jepara. Tak ketinggalan KH Nashiruddin (Tuban, Jawa Timur) juga ikut takziyah di kediaman KH M. Qurthubi.
Hendro Martojo, Bupati Jepara yang terpilih menjadi bupati selama dua periode ini menambahkan agar umat Islam bisa meneledani dan bisa meneruskan perjuangan para sesepuh yang telah tiada. Dia menyontohkan beberapa nama kiai yang telah mendahalui semisal KH Damanhuri Kholil, KH Nur Arif, KH Mahfud Asymawi, dan masih banyak lagi.
"Seyogianya kita harus meneladani dan meneruskan apa yang telah menjadi perjuangannya, sehingga kita kelak menjadi khoira ummah (sebaik-baiknya umat)," harapnya.
Sumber : NU Online
Turut berduka cita atas meninggalnya seorang wali Allah (http://hudaya-organization.blogspot.com)
BalasHapusTurut berduka cita dan belansungkawa yang sedalam-dalam...
BalasHapusAtas meninggalnya Waliyulloh...
Semoga Alloh SWT Ridho kepadanya..
Amin...
Al-Faatihah...
http://ikhwansuryalaya.wordpress.com