Kamis, April 22, 2010

Karawang Digoyang Air Bah

Sejak 20 Maret 2010, air bah meluap di Karawang, menggenangi hampir dua pertiga Kabupaten Karawang. Ribuan rumah terendam, dipastikan ratusan ribu warga menjadi pengungsi. Banjir luapan daerah aliran sungai (DAS) Citarum ini mengalir deras dari hulunya di Bendungan Jatiluhur, Jawa Barat.

Menurut salah satu warga, inilah banjir terparah sejak 10 tahun terakhir. Warga tidak pernah mengira mereka akan mendapatkan bencana seperti ini, biasanya kalaupun banjir paling hanya menggenangi jalanan saja.

Tidak terkecuali, jamaah TQN Suryalaya di karawang pun terkena bencana ini. Konsentrasi jamaah umumnya berada di perumahan Bintang Alam, Perum Perumnas, Perum Peruri, dan Perumahan Karaba Indah. Yayasan Serba Bakti (YSB) Ponpes Suryalaya Perwakilan Karawang (baca: Perwakilan Karawang) yang dikomandani Pak Dadang bergerak cepat. Pak Dadang segera menginstruksikan jajarannya untuk membuat posko-posko pengungsian di lokasi-lokasi terdekat dengan perumahan-perumahan tersebut.

Perwakilan Karawang kemudian mendata ikhwan-akhwat TQN Suryalaya yang menjadi korban. Salah satu pengurus yang rumahnya berada di Perumahan Bintang Alam sudah terendam sejak malam pertama air bah menerjang. Ia meminta bantuan Perwakilan Karawang untuk mengevakuasi keluarga dan harta bendanya yang masih bisa diselamatkan. Kontan saja pemuda-pemuda TQN Karawang yang biasa bermarkas di Kantor Perwakilan Karawang segera bertindak cepat. Mereka membuat perahu darurat dari drum-drum air yang diikatkan dengan batangan-batangan kayu.

Tim evakuasi tersebut bergerak ke perumahan Bintang Alam dan segera membantu warga, termasuk rumah anggota pengurus, Pak Wardoyo. Mereka menyelam di kedalaman air bah yang kotor setinggi 3 meter tanpa peralatan penyelaman dan segera mengangkat ke permukaan barang-barang yang masih bisa diselamatkan.


Perwakilan Karawang membuka dapur umum. Ibu-ibu BELLA Perwakilan Karawang berjibaku di dapur umum tersebut , memasak makanan bermenu sederhana sekali untuk mencegah bahaya kelaparan di depan mata para korban banjir.

Air bah tak kunjung surut bahkan makin meninggi dan menyebar ke perumahan-perumahan lainnya. Perwakilan Karawang semakin gelisah, karena persediaan bahan baku untuk dapur umum semakin menipis, sementara itu pasar-pasar tutup karena terkena banjir juga. Jalur-jalur perjalanan darat menuju pasar-pasar lain yang belum terendam banjir pun demikian. Karawang sudah menjadi lautan.

Kondisi banjir ini tidak luput dari pemberitaan televisi, meski tidak segencar pemberitaan kasus-kasus politik dan mafia hukum. Ketua Korwil DKI Jakarta yang menyaksikan pemberitaan banjir Karawang dengan segera menghubungi Perwakilan Karawang untuk menkonfirmasi berita tersebut. Ternyata benar. Komunikasi via telepon antara Korwil DKI Jakarta dan Perwakilan Karawang ini menciptakan komitmen Korwil DKI Jakarta untuk segera menghimpun bantuan dan menyalurkannya kepada korban banjir melalui Perwakilan Karawang.

Korwil DKI Jakarta bergerak cepat, mengandalkan teknologi komunikasi yang canggih, Ketua Korwil menghubungi jajarannya dan ikhwan-akhwat TQN Suryalaya di DKI Jakarta bersatu padu menyisihkan sebagian hartanya untuk para korban. Dalam waktu singkat dana terkumpul, dan langsung dibelikan keperluan-keperluan penting untuk para korban, seperti sembilan bahan pokok, mie instan, air mineral, susu, kain selimut, pakaian layak pakai luar dan dalam, alat-alat kebersihan dan lain-lain.

Kamis sore 25 Maret 2010, barang-barang bantuan tersebut dimasukkan ke dalam mobil ELF Korwil DKI Jakarta untuk dibawa ke Karawang. Berat total bantuan tersebut sekitar 1 ton, terdiri dari: beras 300 kg, susu kemasan 73 karton, mie instan 22 karton, air mineral 22 dus, handuk 100 pcs, kaos 34 pcs, sarung 19 pcs, selimut 25 pcs, telor mentah 2 peti, alat-alat kebersihan, obat-obatan dan lain-lain.

Tim berangkat dengan dua kendaraan, Elf dan Panther pada pukul 19.00 wib. Tiba di Karawang sekitar pukul 20, dijemput oleh tim berkendaraan sepeda motor. Tim langsung dipandu menuju sekretariat Perwakilan Tangerang di Perum Perumnas. Meski kegelapan menyelimuti kawasan perumahan, tampak dari kejauhan hamparan permukaan air yang menggenangi sebagian jalanan yang tim lewati.

Kesibukan luar biasa sedang terjadi di Posko Perumnas, Kantor Perwakilan Karawang. Kaum Bapak sedang berkoordinasi untuk menyalurkan bantuan makan malam untuk para korban. Kaum Ibu sedang mengemas masakan bermenu sederhana, hanya nasi berlauk mie goreng dan telor dadar.

Ketua Perwakilan Karawang, Pak Dadang menyambut tim kemanusiaan dari DKI Jakarta yang dipimpin KH. Wahfiudin. Serah terima kemudian berlangsung. Terjadi dialog menarik antara Ketua Korwil DKI Jakarta dan Ketua Perwakilan Karawang.

Setelah menurunkan barang-barang bantuan, tim kemudian bergerak ke posko perumahan Karaba Indah. Di pintu gerbang perumahan sudah banyak berdiri posko-posko pengungsian, terutama dari perusahaan-perusahaan. Tidak heran, karena sebagian besar penghuni perumahan adalah karyawan-karyawan perusahaan yang banyak beroperasi di Karawang.

Posko pengungsian TQN Suryalaya terletak di deretan ruko perumahan Karaba Indah. Ruko tersebut milik salah seorang ikhwan yang rumahnya sudah terendam air bah sejak malam pertama. Tiada yang bisa dilakukan kecuali mengungsi ke dataran yang lebih tinggi. Kedatangan tim dari DKI Jakarta mengurangi beban dalam batin mereka. Setidaknya kehadiran KH. Wahfiudin dan kawan-kawan mereprentasikan kepedulian Waly Mursyid pada murid-muridnya.

KH. Wahfiudin berjanji untuk mengirimkan bantuan tahap kedua secepatnya. Karena itu beliau terus mencari informasi kepada koodinator posko dan korban lainnya, apa saja yang paling dibutuhkan oleh para korban.

Pukul 23.00 WIB, Tim kembali ke Jakarta, sambil terus berkoordinasi untuk mengumpulkan semua potensi yang ada guna membantu korban banjir Karawang.

Hari Sabtu, 27 Maret 2010, tim kembali berkemas. Barang-barang bantuan yang lebih diperlukan oleh para korban sudah dibelikan dan dimasukkan ke dalam ELF. Tim yang akan berangkat kini dilengkapi oleh beberapa pengurus perwakilan. Barang bantuan yang beratnya kurang lebih sama dengan hari pertama terdiri dari beras 500 kg, mie instan 28 dus, minyak goreng 40 liter, susu kental manis 96 kaleng, minyak tanah 40 liter, telor mentah 2 peti, air mineral 10 karton, selimut 20 pcs, kaos oblong 3 lusin, baju anak 28 pcs, pakaian dalam 5 lusin, alat-alat kebersihan, obat-obatan dan lain-lain.

Jam 09.30 wib tim bertolak menuju Karawang, dipimpin oleh KH. Wahfiudin dan istri. Tim berniat akan melakukan manaqib Syekh Abdul Qadir Al Jaylani qs di pengungsian. Tiba di posko Perwakilan Karawang, bantuan diserahterimakan dan diturunkan. Setelah shalat zhuhur dan manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jaylani qs datang bantuan tambahan dari ikhwan Cikarang. Ust. Nursasi memimpin tim bantuan tambahan ini. Mereka mengirimkan nasi bungkus sebanyak 150 bungkus, mie instan, air mineral dan barang-barang lainnya. Kemudian KH. Wahfiudin menginstruksikan untuk segera mendistribusikan makan siang siap santap ke beberapa sub posko.

Alhamdulillah, berkah karomah Waly Mursyid, setiap upaya kemanusiaan yang dilakukan selalu akan dimudahkan oleh Allah SWT. Meski dalam waktu singkat, Korwil DKI Jakarta mampu menghimpun dana sebesar Rp 25.405.000,- (Dua puluh lima juta empat ratus lima ribu rupiah). Dana tersebut mengalir deras ke rekening Korwil DKI Jakarta setelah mengirimkan pesan-pesan singkat kepada ikhwan-akhwat TQN Suryalaya di DKI Jakarta untuk membantu korban bencana banjir Karawang. Selain itu KH. Wahfiudin juga memberikan informasi penggalangan dana ini ke tiap-tiap majlis ta’lim yang beliau pimpin.

Setiap kejadian tentu mengandung hikmah yang tersembunyi, mudah-mudahan banjir Karawang menyadarkan kita untuk mengubah perilaku tak bersahabat pada alam. Bencana-bencana yang sering terjadi di bumi Indonesia tercinta ini adalah akumulasi dari sikap tamak manusia-manusia yang lalai. Mudah-mudahan kita selalu diberi kemampuan oleh Allah SWT untuk membantu sesama yang sedang dilanda musibah, baik di kalangan ikhwan-akhwat maupun masyarakat umum. (han)

Rawamangun, 22 April 2010

1 komentar: