Selasa, Oktober 13, 2009

Korwil Jakarta Masa Bakti 2009-2014


RAMPING STRUKTUR KAYA FUNGSI

Setelah penantian lumayan panjang, akhirnya pada 30 September 2009 pengurus baru Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya Korwil DKI Jakarta periode 2009-2014 (baca: Korwil Jakarta) dilantik juga. Kepengurusan yang dipimpin oleh Wahfiudin, SE, MBA, ini diusulkan berdasarkan hasil Musyawarah Wilayah Korwil Jakarta 18 Juli 2009 yang lalu. Setelah mendapatkan persetujuan dari sesepuh pondok pesantren, pengukuhan dan pelantikan pun dilakukan bertepatan dengan manaqib Syekh Abdul Qadir Al Jaylani qs di aula utama Masjid Nurul Asror.

Komposisi pengurus baru Korwil Jakarta berbeda dengan sebelumnya. Kini strukturnya lebih ramping. Pengurus harian hanya diawaki oleh sembilan kru, satu ketua, satu wakil ketua, dua sekretaris, dua bendahara dan tiga ketua bidang. Ada beberapa pertimbangan strategis yang diambil oleh tim formatur berkenaan dengan perampingan ini, antara lain:

1. Jakarta adalah pusat pemerintahan, bisnis, informasi, dan kebudayaan. Maka perlu disusun kepengurusan yang berkarakter ‘MUDA’ agar CEKATAN dalam bertindak, KREATIF dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan yang produktif, memiliki AKSES LUAS dengan pemerintahan, dunia bisnis, dan ormas Islam lainnya dalam membangun jejaring sosial, dan mampu MENGERAKKAN pengurus-pengurus perwakilan.

2. Sesuai dengan kedudukan sebagai KORWIL maka peran utama yang harus dimainkan adalah peran KOORDINASI, menghindari peran TEKNIS OPERASIONAL yang menjadi domain kegiatan PERWAKILAN, kecuali untuk kegiatan-kegiatan yang memang tidak atau belum dapat dilakukan oleh perwakilan.

3. Selain peran Koordinasi, peran utama lainnya adalah MENJEMBATANI antara Pengurus Perwakilan dengan Pengurus Pusat (INTERNAL), dan dengan Lembaga-lembaga Pemerintahan/Bisnis/Ormas Islam lainnya (EKSTERNAL).

4. Mengingat tingkat kepadatan penduduk dan kemacetan lalu lintas di Jakarta, maka KORWIL harus memberi perhatian besar pada REVITALISASI program-program di perwakilan agar ikhwan/akhwat TQN Jakarta dapat terlayani keperluannya dengan cara yang mudah terjangkau dari tempat tinggalnya masing-masing.

Oleh karena itu juga untuk kepengurusan baru harus dihindari pelibatan individu-individu yang selama ini sudah memainkan peran ‘sangat strategis’ di perwakilan-perwakilan. Mereka tidak duduk di kepengurusan Korwil agar tidak terjadi kevakuman SDM di tingkat Perwakilan. Ini semua untuk menopang revitalisasi perwakilan.

5. Kepengurusan yang disusun (di luar Pembina dan Pengawas) memang sebatas unsur pimpinannya saja yaitu:
1. Ketua/Wakil Ketua
2. Sekretaris/Wakil Sekretaris
3. Bendahara/WakilBendahara
4. Ketua Bidang:
a. Pemeliharaan & Peningkatan Amaliah
b. Pengembangan Sumber Daya Manusia & Program Kegiatan
c. Pengembangan Sarana & Hubungan Kemasyarakatan

Ini dilakukan agar para Ketua Bidang dapat menyusun timnya lebih solid dan fleksibel. Solid karena dipilih dari orang yang betul-betul ‘berkompetensi’ dan ‘mampu bekerjasama’ dengan ketuanya; fleksibel karena dapat dimodifikasi sesuai tuntutan tugas, target, keadaan, dan anggaran.

Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah keseimbangan/keterwakilan kaum perempuan dalam kepengurusan, karena mayoritas penggerak kegiatan TQN di level terendah adalah kaum perempuan/ibu-ibu. Namun kesulitannya, tidak mudah mendapatkan ibu-ibu muda untuk menjadi pengurus, karena biasanya ibu-ibu muda masih terikat ketat oleh kewajiban-kewajiban rumah tangganya. Maka kriteria ‘muda’ dalam kepengurusan harus diperlonggar. Dalam kepengurusan kali ini dari 9 (sembilan) orang pengurus Korwil, 3 (tiga) di antaranya adalah ibu-ibu. Mudah-mudahan jumlah ini cukup representatif dan dapat diterima oleh kaum perempuan.

Juga tim formatur mempertimbangkan keterwakilan profesi dalam kepengurusan. Dalam kepengurusan ini ada yang berprofesi pensiunan PNS, birokrat/umara’, ulama/guru, pebisnis/wiraswasta, dan aktifis LSM. Ini dimaksudkan untuk mudah menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintahan, bisnis, dan ormas Islam lainnya; untuk kemudahan pendanaan kegiatan; juga untuk kemudahan pengembangan SDM & manajemen organisasi.

Di bawah ini struktur kepengurusan Korwil Jakarta, lengkap dengan Dewan Pembina dan Dewan Pengawas.

PEMBINA
1. KH Azhari Baedlawie
2. KH Muhammad Soleh
3. DR. Adhyaksa Dault SH. MSi.

PENGAWAS
1. Jhony Hadisuryo, SE. MBA.
2. DR. Ahmad Jauhari, MSi

PENGURUS HARIAN

Ketua : Wahfiudin, SE, MBA

Wakil Ketua : H. Muhammad Usman

Sekretaris : Drs. Saiful Bahri

Wakil Sekretaris : Handri Ramadian

Bendaraha : Dra. H. Maryani Adin

Wakil Bendahara : Dr. Imelda Datau

Ketua Bidang
Pemeliharaan dan
Peningkatan Amaliah : Andhika Darmawan, ST

Ketua Bidang
Pengembangan SDM dan
Program Kegiatan : Abdul Latif, SE, MA

Ketua Bidang
Pengembangan Sarana dan
Hubungan Kemasyarakatan : Hj. Chaya Wattimena

Mudah-mudahan kepengurusan yang ramping strukturnya namun kaya fungsinya ini dapat menjalankan tugas sebagai khadim Wali Mursyid yang kita cintai, yaitu KH Ahmad Shahibul Wafa Tajul Arifin, dalam melayani semua ikhwan/akhwat TQN dan mengembangkan dakwah Islamiyah umumnya. (Whf/Han)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar