Rabu, Oktober 22, 2008

Sadeng

Sebuah kawasan tropis di sebelah barat kota Bogor, kurang lebih 28 kilometer ke arah Banten. Jika pembaca berkunjung ke kawasan tersebut dari pintu tol Baranangsiang-Bogor, arahkan ke Taman Topi - Merdeka, atau melalui Jl. Raya Pajajaran terus ke jalan baru arah parung dan berbelok ke taman Yasmin. Lalu telusuri jalan provinsi melewati kampus IPB Dramaga Bogor, Kecamatan Ciampea, Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Leuwiliang. Anda yang dari arah Parung bisa melalui Ciseeng, Rumpin, dan Karehkel. Sedang Anda yang dari Banten bisa melaluinya dari jalur Jasinga dan Cigudeg.

Sadeng sebelum tahun 2006 masuk dalam teritori kecamatan Leuwiliang, kini menjadi teritori kecamatan Leuwi Sadeng. Tidak ada peristiwa bersejarah yang menyebabkan perpindahan teritori ini, sekadar pemekaran wilayah semata.

Penduduknya berprofesi petani padi, pedagang, pengemudi angkutan desa dan kota, guru, pegawai swasta di Bogor, Bandung dan Jakarta.

Sejak dulu kampung ini terkenal dengan kehidupan religi para penduduknya. Menurut cerita dari mulut ke mulut kampung ini didirikan oleh Mbah Abu atau Tubagus Abu yang berasal dari Banten. Ia masih keturunan Mbah Mansur Cikadueun. Sedangkan Mbah Mansur Cikadueun menurut juru kunci makamnya merupakan keturunan langsung Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Banten yang sangat terkenal karena perlawanannya terhadap VOC.

Masih menurut cerita rakyat, Mbah Abu adalah tokoh agama Islam yang juga tokoh pejuang kemerdekaan. Di daerah asalnya Mbah Abu dan teman-temannya banyak melakukan perlawanan sporadis terhadap patroli serdadu VOC. Pada satu saat perlawanan Mbah Abu mendapat tekanan yang sangat berat. Akhirnya Mbah Abu terdesak, untuk menghindari kejaran Mbah Abu dan teman-temannya menceburkan diri ke sebuah sungai yang alirannya melewati kampung Sadeng kaum ini. Penduduk sering menyebutnya dengan Cai Cikaniki. Mbah Abu cs kemudian mendarat di pinggiran cai Cikaniki dan membangun komunitas baru di kampung ini.

11 komentar:

  1. wadduh....meni sae pisan euy...

    jadi inspirasi kampung halaman saya juga neh.

    blog nya penuh dengan isi ruhani, dan membuat wawasan yang luas soal ruhani.


    ada beberapa artikle yang sangat menyejukkan nurani.


    sukses 4U.

    salam. dedy_barong@yahoo.com

    BalasHapus
  2. Sakali-kali upami aya waktos DAN artos, ameng ah ka SADENG :). Hatur nuhun komentarna/

    jajanggunawan.wordpress.com

    BalasHapus
  3. jadi kaemutan basa ngarantau ka negri sadeng. oh sadeng dararamang sadayana????!!!

    BalasHapus
  4. saya aja tingal di sadeng jalan. maklum dapat bini urang sadeng jalan,

    BalasHapus
  5. keren euy kang handry..saya jg baru tw silsilah sadeng setelah baca bloger ini,padahal saya sendiri asli orang sadeng..keren-keren deuh..
    semoga sadeng tetap menjadi kp.yaang religius wlwpun skarng udah banyak pengaruh luar yang buruk masuk ke daerah sadeng..amien.

    BalasHapus
  6. punten ieuteh incuna Hj.Syarifah (erick)putra na Mustar jadi kangen euy ka lembur....iraha bisa ka ditu!!!! ngagupak di cai cikaniki jeung ngojay

    email: aiktea@plasa.com
    mun aya acara kontek2 atuh!!

    BalasHapus
  7. Wilujeng tepang kang Erick, Mangga mulih ka lembur. Diantos pisan...!!!

    BalasHapus
  8. Apakah ada yang tau tentang keturunan Mbah abu ini ? Atau makam nya dimana ya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di pasir ahad lukut kec. Nanggung kab. Bogor (bagian barat)

      Hapus
  9. Subhanallah abdi Karak terang asal usul lembur abdi sorangan

    BalasHapus