Al Suyuti mengisahkan ‘pertemuan’ seorang saleh dengan nabi yang sangat dirindukannya
Suatu malam aku bersalawat atas Nabi
dan jatuh tertidur.
Aku sedang berada dalam satu ruangan dan,
Wahai..,
Nabi mendatangiku melalui ‘pintunya’
dan seluruh ruangan itu
menjadi bercahaya karenanya.
Lalu dia bergerak ke arahku dan berkata:
“Berikanlah kepadaku…
mulut yang telah melantunkan salawat bagiku
begitu sering agar aku bisa menciumnya.”
Dan kerendahan hatiku …
tidak akan membiarkannya mencium mulutku,
maka aku memalingkan wajahku
dan dia mencium pipiku.
Lalu aku bangun dengan gemetar… dari tidurku
dan istriku…
yang ada di sampingku terbangun, dan
wahai …
rumahku menjadi berbau harum
akibat keharuman badan Nabi,
dan …
bau harum dari ciumannya
tetap menempel di pipiku
sampai sekitar delapan hari.
Istriku mngenali bau itu setiap hari.
Rindu Rasul, Jalaluddin Rakhmat, ROSDA, 2001
(Ditulis ulang dalam bentuk bait-bait puisi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar