Tidak bisa dipungkiri, masih banyak kader-kader TQN Jakarta yang belum terbiasa ketika harus mendapatkan tugas sebagai pembicara atau narasumber. “Dalam hal berbicara di depan publik, perlu banyak dilatih. Para pelakunya harus mampu membiasakan diri. Bagaimana menumbuhkan percaya diri, melakukan eye contact dengan audiens, menguasai panggung, mengatur vokal dan masih banyak lagi teknik-teknik public speaking yang harus dipelajari,” ujar H. Handri Ramadian, SE., MM, selaku Ketua LDTQN Jakarta. “Dalam pelatihan dua hari ini, in sya Allah para peserta akan dilatih beragam teknik public speaking oleh praktisinya,” sambungnya.
Kegiatan pelatihan ini, sengaja digagas sebagai jawaban
kebutuhan para kader TQN Jakarta yang rutin bertemu setiap senin malam pada HALAQAH
KADER TQN JAKARTA di TQN Center, Masjid Al-Mubarak Rawamangun Jakarta
Timur. Para praktisi beragam lintas kompetensi pun turut hadir dan memiliki
tanggung jawab tinggi untuk membagikan pengetahuan dan pengalaman yang
dimilikinya. Tidak terkecuali Kang Odi, begitu beliau sering disapa. Nama
lengkapnya adalah Rohdian Al-Ahad. Beliau adalah praktisi public speaking sejak
2014. Enam tahun pengalaman memberikan beragam pelatihan menjadikannya sosok
yang tidak asing di kalangan praktisi public speaking terutama di bidang
Hypnosis.
Kang Odi akan memberikan materi-materi Pengantar dan Pengenalan Public Speaking, Ice Breaking & Mindsetting, Modalitas & 3V (Visual, Vocal & Verbal), Praktek 3V, Strategi Penyusunan Materi & Praktek di hari pertama.
Kemudian di hari kedua akan disampaikan materi Pengenalan Hypnotic
Communication, Teori & Praktek Public Speaking for MC & Trainer, Teknik Merebut
Perhatian, Spiderwebbing & Praktek, Menutup Presentasi dengan
Mengesankan.
“Wah, ini pelatihan yang saya tunggu-tunggu. Saya ingin sekali lancar berbicara di depan publik, tanpa harus terbata-bata dan grogi. Semoga pelatihan dua hari ini, saya memiliki teknik-teknik yang bisa dikuasai untuk mengatasi berbagai hal dalam kelemahan-kelemahan berbicara di depan publik,” ujar Yusuf Yuliansyah, peserta asal Cengkareng Jakarta Barat.
“Setelah pelatihan dua hari ini, saya berharap semua peserta
mampu menjadi pembicara yang handal di depan publik. Mereka akan kita berikan sarana
dan prasarana berlatih. Berlatih langsung ini sangat penting, minimal mereka
harus memiliki 10.000 ‘jam terbang’ sehingga mereka menjadi terbiasa,” ujar Handri,
menutup bincang-bincangnya dengan redaksi.
(Han, 141220)


