Selasa, April 27, 2010

TQN Suryalaya Menggeliat di Pattani


Buah dakwah Ust. Sholeh, alumnus IAILM Suryalaya

Ada yang unik saat mengikuti kegiatan rapat pengurus Yayasan Serba Bakti Ponpes Suryalaya pada 25 April 2010 yang lalu. Keunikan ini tidak berhubungan langsung dengan kegiatan rapat yang diselenggarakan dalam rangka peringatan HUT ke 105 Pondok Pesantren Suryalaya. Pada hari itu penulis berjumpa dengan murid-murid Pangersa Abah yang berasal dari negeri seberang, Pattani, Thailand.

Penulis bilang unik, karena sebelumnya penulis tidak pernah berjumpa dengan mereka dan baru kali ini ikhwan-akhwat dari Pattani berkunjung ke Pangersa Abah dalam jumlah yang lumayan besar, 12 orang. Rombongan ini dipimpin oleh Ust. Muhammad Sholeh bin Abdul Latif, seorang muballigh yang gigih dalam menyebarkan TQN Suryalaya di Pattani. Penampilan mereka tidak berbeda jauh dengan ikhwan-ikhwat TQN Suryalaya lainnya. Sebagian besar berwarna kulit sawo matang. Mereka berbahasa melayu yang dialeknya lebih dekat ke Malaysia. Ikhwan TQN Pattani, Thailand ini bertandang sejak dua minggu yang lalu. Mereka menginap di Wisma Shuffah, tempat tetamu Pangersa Abah Anom dari luar negeri biasa menginap.

Dakwah TQN Suryalaya di Pattani diawali oleh Ust. Muhammad Sholeh yang jebolan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Lathifah Mubarokiyah (IAILM) Pondok Pesantren Suryalaya. Beliau mengenyam pendidikan pada kurun 1993-1997. Ust. Soleh adalah orang asli Pattani, beliau dikenalkan Ponpes Suryalaya oleh kakaknya H. Usman yang pernah mengenyam pendidikan di UNINUS Bandung. H. Usman telah memiliki hubungan dekat dengan Ponpes Suryalaya, karena selama belajar di UNINUS hampir setiap bulan H. Usman belajar dzikir ke Suryalaya.

H. Usman tahu bakat dakwah yang dimiliki adiknya. H. Usman menyarankan Ust. Sholeh untuk belajar di Ponpes Suryalaya. Ust. Sholeh tidak langsung menyetujui saran ini, karena ia memiliki anak dan istri yang harus dinafkahi di Pattani, jika ia pergi belajar ke Suryalaya selama empat tahun, lalu bagaimana dengan nasib anak dan istrinya? Untung tak dapat ditolak, H. Usman malah menjamin kehidupan anak istri Ust. Sholeh selama beliau belajar di Suryalaya.

Akhirnya ia putuskan untuk belajar di Suryalaya. Waktu itu usianya sudah 38 tahun. Di kelasnya, ia adalah mahasiswa tertua. Meski begitu semangatnya tidak kalah dengan anak-anak muda. Semua ilmu yang didapat di kampus dipelajarinya dengan serius. Siang belajar di kampus, malam belajar di Pesantren. Amaliah dzikir yang didapat dari Waly Mursyid Pangersa Abah Anom dipraktekkannya setiap usai shalat-shalat fardhu sebagaimana instruksi dari Abah Anom. Jismani dan ruhaninya terbentuk matang.

Dalam masa pendidikannya, Ust. Sholeh menyempatkan pulang kampung setahun sekali. Pada kepulangannya di tahun keempat, Ust. Sholeh membawa serta istrinya ke Suryalaya dan mukim selama satu bulan. Dalam masa satu bulan itu, istri Ust. Sholeh belajar dzikir juga dari Pangersa Abah Anom.

Tak terasa, waktu begitu cepat berlalu, tahun 1997 Ust. Sholeh menyelesaikan pendidikannya. Ia pun pulang kampung. Atas saran ibunya, Ust. Sholeh mendirikan Ma’had Darul Aytam wal Masakiin. Sesuai namanya lembaga pendidikan ini menampung anak-anak yatim dan dari keluarga tidak mampu di Pattani.
Pada masa awal perintisan Ma’had tersebut, Ust. Sholeh mengalami keprihatinan yang luar biasa. Saat itu sudah ada sepuluh anak yang belajar di ma’hadnya. Suatu saat ia tidak memiliki dana untuk memberikan makan kepada sepuluh anak itu karena memang Ust. Sholeh tidak memiliki pekerjaan sambilan. Kemana lagi ia mengadu, kalau bukan kepada Allah SWT. Lalu ia melakukan shalat-shalat sunnah dan berdzikir TQN sesudahnya. Allah SWT memang Maha Pengasih, berkah karomah Waly Mursyid, keesokan harinya banyak orang yang berdatangan membawakan makanan-makanan siap santap. Subhanallah.

Kondisi masyarakat Pattani, berbeda sekali dengan di Indonesia. Begitu juga suasana politiknya. Pihak pemerintah yang berkeyakinan Budha sangat membatasi perkembangan agama Islam di wilayah politiknya. Jangankan organisasi masyarakat berbasis islam, lembaga pendidikan semacam pesantren pun tidak boleh berdiri. Mereka khawatir pendidikan berbasis islam akan merusak stabilitas keamanan negara. Tidak heran, para pendakwah islam di Pattani harus bersikap hati-hati ketika melakukan kegiatan dakwahnya.

Ust. Sholeh faham benar kondisi ini. Ilmu yang dibawanya dari Suryalaya didakwahkan pelan-pelan dan hati-hati sekali. Paling tidak, keluarga terdekatnya dulu yang diajarkan dzikir TQN Suryalaya, anak-anak muridnya di ma’had dan warga-warga terdekat. Itu pun sebatas teori, karena ia belum mendapatkan otorisasi penuh dari Waly Mursyid untuk mengajarkan TQN Suryalaya. Sedikit demi sedikit keluarga dan teman terdekatnya di bawa ke Suryalaya pada kunjungan-kunjungannya ke Waly Mursyid dan mendapatkan talqin dzikir.

Lambat laun semakin banyak kawan-kawannya yang tertarik, terakhir Ust. Sholeh membawa serta 12 orang keluarga dan kawan-kawannya ke Suryalaya pada musim pengajian manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jaylani qs di Ponpes Suryalaya pada 15 – 26 April 2010. Kesemua kerabat dan kawan-kawan dekatnya ini diberi talqin dzikir oleh Pangersa Abah Anom melalui salah seorang wakil talqinnya.

Subhanallah, kisah unik ini penulis dapatkan dari Ust. Sholeh saat mewawancarai beliau pada Minggu Malam 25 April 2010 di wisma Shuffah. Sebuah kisah dakwah yang luarbiasa. Penuh tantangan besar. Semoga Allah SWT selalu memberikan kekuatan, ketabahan dan kesabaran kepada Ust. Sholeh dan kawan-kawannya dalam berdakwah TQN Suryalaya. Semoga pula khidmah mereka kepada Waly Mursyd berbuah berkah yang besar. (han)

Rawamangun, 27 April 2010

Kamis, April 22, 2010

Karawang Digoyang Air Bah

Sejak 20 Maret 2010, air bah meluap di Karawang, menggenangi hampir dua pertiga Kabupaten Karawang. Ribuan rumah terendam, dipastikan ratusan ribu warga menjadi pengungsi. Banjir luapan daerah aliran sungai (DAS) Citarum ini mengalir deras dari hulunya di Bendungan Jatiluhur, Jawa Barat.

Menurut salah satu warga, inilah banjir terparah sejak 10 tahun terakhir. Warga tidak pernah mengira mereka akan mendapatkan bencana seperti ini, biasanya kalaupun banjir paling hanya menggenangi jalanan saja.

Tidak terkecuali, jamaah TQN Suryalaya di karawang pun terkena bencana ini. Konsentrasi jamaah umumnya berada di perumahan Bintang Alam, Perum Perumnas, Perum Peruri, dan Perumahan Karaba Indah. Yayasan Serba Bakti (YSB) Ponpes Suryalaya Perwakilan Karawang (baca: Perwakilan Karawang) yang dikomandani Pak Dadang bergerak cepat. Pak Dadang segera menginstruksikan jajarannya untuk membuat posko-posko pengungsian di lokasi-lokasi terdekat dengan perumahan-perumahan tersebut.

Perwakilan Karawang kemudian mendata ikhwan-akhwat TQN Suryalaya yang menjadi korban. Salah satu pengurus yang rumahnya berada di Perumahan Bintang Alam sudah terendam sejak malam pertama air bah menerjang. Ia meminta bantuan Perwakilan Karawang untuk mengevakuasi keluarga dan harta bendanya yang masih bisa diselamatkan. Kontan saja pemuda-pemuda TQN Karawang yang biasa bermarkas di Kantor Perwakilan Karawang segera bertindak cepat. Mereka membuat perahu darurat dari drum-drum air yang diikatkan dengan batangan-batangan kayu.

Tim evakuasi tersebut bergerak ke perumahan Bintang Alam dan segera membantu warga, termasuk rumah anggota pengurus, Pak Wardoyo. Mereka menyelam di kedalaman air bah yang kotor setinggi 3 meter tanpa peralatan penyelaman dan segera mengangkat ke permukaan barang-barang yang masih bisa diselamatkan.


Perwakilan Karawang membuka dapur umum. Ibu-ibu BELLA Perwakilan Karawang berjibaku di dapur umum tersebut , memasak makanan bermenu sederhana sekali untuk mencegah bahaya kelaparan di depan mata para korban banjir.

Air bah tak kunjung surut bahkan makin meninggi dan menyebar ke perumahan-perumahan lainnya. Perwakilan Karawang semakin gelisah, karena persediaan bahan baku untuk dapur umum semakin menipis, sementara itu pasar-pasar tutup karena terkena banjir juga. Jalur-jalur perjalanan darat menuju pasar-pasar lain yang belum terendam banjir pun demikian. Karawang sudah menjadi lautan.

Kondisi banjir ini tidak luput dari pemberitaan televisi, meski tidak segencar pemberitaan kasus-kasus politik dan mafia hukum. Ketua Korwil DKI Jakarta yang menyaksikan pemberitaan banjir Karawang dengan segera menghubungi Perwakilan Karawang untuk menkonfirmasi berita tersebut. Ternyata benar. Komunikasi via telepon antara Korwil DKI Jakarta dan Perwakilan Karawang ini menciptakan komitmen Korwil DKI Jakarta untuk segera menghimpun bantuan dan menyalurkannya kepada korban banjir melalui Perwakilan Karawang.

Korwil DKI Jakarta bergerak cepat, mengandalkan teknologi komunikasi yang canggih, Ketua Korwil menghubungi jajarannya dan ikhwan-akhwat TQN Suryalaya di DKI Jakarta bersatu padu menyisihkan sebagian hartanya untuk para korban. Dalam waktu singkat dana terkumpul, dan langsung dibelikan keperluan-keperluan penting untuk para korban, seperti sembilan bahan pokok, mie instan, air mineral, susu, kain selimut, pakaian layak pakai luar dan dalam, alat-alat kebersihan dan lain-lain.

Kamis sore 25 Maret 2010, barang-barang bantuan tersebut dimasukkan ke dalam mobil ELF Korwil DKI Jakarta untuk dibawa ke Karawang. Berat total bantuan tersebut sekitar 1 ton, terdiri dari: beras 300 kg, susu kemasan 73 karton, mie instan 22 karton, air mineral 22 dus, handuk 100 pcs, kaos 34 pcs, sarung 19 pcs, selimut 25 pcs, telor mentah 2 peti, alat-alat kebersihan, obat-obatan dan lain-lain.

Tim berangkat dengan dua kendaraan, Elf dan Panther pada pukul 19.00 wib. Tiba di Karawang sekitar pukul 20, dijemput oleh tim berkendaraan sepeda motor. Tim langsung dipandu menuju sekretariat Perwakilan Tangerang di Perum Perumnas. Meski kegelapan menyelimuti kawasan perumahan, tampak dari kejauhan hamparan permukaan air yang menggenangi sebagian jalanan yang tim lewati.

Kesibukan luar biasa sedang terjadi di Posko Perumnas, Kantor Perwakilan Karawang. Kaum Bapak sedang berkoordinasi untuk menyalurkan bantuan makan malam untuk para korban. Kaum Ibu sedang mengemas masakan bermenu sederhana, hanya nasi berlauk mie goreng dan telor dadar.

Ketua Perwakilan Karawang, Pak Dadang menyambut tim kemanusiaan dari DKI Jakarta yang dipimpin KH. Wahfiudin. Serah terima kemudian berlangsung. Terjadi dialog menarik antara Ketua Korwil DKI Jakarta dan Ketua Perwakilan Karawang.

Setelah menurunkan barang-barang bantuan, tim kemudian bergerak ke posko perumahan Karaba Indah. Di pintu gerbang perumahan sudah banyak berdiri posko-posko pengungsian, terutama dari perusahaan-perusahaan. Tidak heran, karena sebagian besar penghuni perumahan adalah karyawan-karyawan perusahaan yang banyak beroperasi di Karawang.

Posko pengungsian TQN Suryalaya terletak di deretan ruko perumahan Karaba Indah. Ruko tersebut milik salah seorang ikhwan yang rumahnya sudah terendam air bah sejak malam pertama. Tiada yang bisa dilakukan kecuali mengungsi ke dataran yang lebih tinggi. Kedatangan tim dari DKI Jakarta mengurangi beban dalam batin mereka. Setidaknya kehadiran KH. Wahfiudin dan kawan-kawan mereprentasikan kepedulian Waly Mursyid pada murid-muridnya.

KH. Wahfiudin berjanji untuk mengirimkan bantuan tahap kedua secepatnya. Karena itu beliau terus mencari informasi kepada koodinator posko dan korban lainnya, apa saja yang paling dibutuhkan oleh para korban.

Pukul 23.00 WIB, Tim kembali ke Jakarta, sambil terus berkoordinasi untuk mengumpulkan semua potensi yang ada guna membantu korban banjir Karawang.

Hari Sabtu, 27 Maret 2010, tim kembali berkemas. Barang-barang bantuan yang lebih diperlukan oleh para korban sudah dibelikan dan dimasukkan ke dalam ELF. Tim yang akan berangkat kini dilengkapi oleh beberapa pengurus perwakilan. Barang bantuan yang beratnya kurang lebih sama dengan hari pertama terdiri dari beras 500 kg, mie instan 28 dus, minyak goreng 40 liter, susu kental manis 96 kaleng, minyak tanah 40 liter, telor mentah 2 peti, air mineral 10 karton, selimut 20 pcs, kaos oblong 3 lusin, baju anak 28 pcs, pakaian dalam 5 lusin, alat-alat kebersihan, obat-obatan dan lain-lain.

Jam 09.30 wib tim bertolak menuju Karawang, dipimpin oleh KH. Wahfiudin dan istri. Tim berniat akan melakukan manaqib Syekh Abdul Qadir Al Jaylani qs di pengungsian. Tiba di posko Perwakilan Karawang, bantuan diserahterimakan dan diturunkan. Setelah shalat zhuhur dan manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jaylani qs datang bantuan tambahan dari ikhwan Cikarang. Ust. Nursasi memimpin tim bantuan tambahan ini. Mereka mengirimkan nasi bungkus sebanyak 150 bungkus, mie instan, air mineral dan barang-barang lainnya. Kemudian KH. Wahfiudin menginstruksikan untuk segera mendistribusikan makan siang siap santap ke beberapa sub posko.

Alhamdulillah, berkah karomah Waly Mursyid, setiap upaya kemanusiaan yang dilakukan selalu akan dimudahkan oleh Allah SWT. Meski dalam waktu singkat, Korwil DKI Jakarta mampu menghimpun dana sebesar Rp 25.405.000,- (Dua puluh lima juta empat ratus lima ribu rupiah). Dana tersebut mengalir deras ke rekening Korwil DKI Jakarta setelah mengirimkan pesan-pesan singkat kepada ikhwan-akhwat TQN Suryalaya di DKI Jakarta untuk membantu korban bencana banjir Karawang. Selain itu KH. Wahfiudin juga memberikan informasi penggalangan dana ini ke tiap-tiap majlis ta’lim yang beliau pimpin.

Setiap kejadian tentu mengandung hikmah yang tersembunyi, mudah-mudahan banjir Karawang menyadarkan kita untuk mengubah perilaku tak bersahabat pada alam. Bencana-bencana yang sering terjadi di bumi Indonesia tercinta ini adalah akumulasi dari sikap tamak manusia-manusia yang lalai. Mudah-mudahan kita selalu diberi kemampuan oleh Allah SWT untuk membantu sesama yang sedang dilanda musibah, baik di kalangan ikhwan-akhwat maupun masyarakat umum. (han)

Rawamangun, 22 April 2010

In Memoriam, KH. Abdul Rosyid Effendi, BA.

Wakil Talqin TQN Suryalaya

Oleh : Handri Ramadian
Tulisan ini diterbitkan dalam rangka mengenang jasa-jasa Kiyai Haji Abdul Rosyid Effendi, BA. Beliau adalah seorang khodam Waly Mursyid Thariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin (Pangersa Abah Anom) yang diangkat dan dikukuhkan menjadi wakil talqin pada 16 Oktober 1994. Medan dakwah beliau terpusat di DKI Jakarta dan sekitarnya, namun beliau juga sering mengunjungi ikhwan-akhwat TQN Suryalaya di luar DKI Jakarta, bahkan sampai ke Birmingham, Inggris.


Kamis, April 01, 2010

Pelantikan Pengurus Perwakilan YSB Se-DKI Jakarta

Masjid Jakarta Islamic Center Kramat Jakarta Utara kembali dipenuhi oleh ikhwan-akhwat TQN Suryalaya. Pagi itu, Sabtu 14 Februari 2010, jamaah telah berkumpul guna melaksanakan riyadhoh Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jaylani qs yang diselenggarakan tiap tiga bulan sekali.

Di barisan depan, tampak beberapa ikhwan berseragam Jaket TQN Suryalaya berwarna hitam dan bertitel “THARIQAH QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH www.tqn-jakarta.org”. Jaket itu diproduksi oleh Korwil Jakarta dalam rangka sosialisasi TQN Suryalaya di kalangan masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya.

Ada sebuah cerita menarik berkenaan dengan jaket tersebut. Beberapa waktu yang lalu tim dakwah Ust. Wahfiudin berencana terbang ke Padang untuk memberikan Pelatihan Qalbu Ihsani. Beberapa anggota tim mengenakan jaket itu. Jaket yang berwarna hitam dilengkapi dengan rangkaian kalimat berwana emas, terlihat kontras. Ditambah bentuk hurufnya yang besar-besar, menambah ketertarikan beberapa orang yang melihatnya.

Setiba di pesawat, anggota tim yang mengenakan jaket mencari tempat duduk sesuai tiket. Setelah menemukannya, ia duduk. Di sampingnya ada seorang pria yang telah telebih dahulu duduk. Pria itu membuka pembicaraan,

“Mas, dari Suryalaya, ya?”

Anggota tim dakwah balas bertanya, “Lho kok, tahu?”

“Iya, Mas. Saya perhatikan dari tadi, Mas mengenakan jaket bertuliskan Tariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah, saya juga melihat di depannya ada logo Ponpes Suryalaya. Saya coba-coba tebak saja, Mas dari Suryalaya”, katanya.

“Alhamdulillah, Pak. Kami dari Suryalaya, Korwil Jakarta. Bersama Ust. Wahfiudin akan menyelenggarakan pelatihan di sekitar perbatasan antara Padang dan Bengkulu. Bapak sendiri, siapa?” tukas anggota tim.

“O, ya. Saya juga ikhwan, Pak. Asal saya dari Bogor. Saya sedang ada tugas Bangke Belitung. Senang sekali bisa bertemu dengan sesama ikhwan. Saya langsung kenal, kalo Mas Ikhwan TQN Suryalaya, karena jaket itu”

Akhirnya mereka terlibat obrolan panjang selama perjalanan udara tersebut. Subhanallah, Jaket itu ternyata bisa menambah saudara.

Kembali ke suasana di Jakarta Islamic Center. Beberapa ikhwan yang mengenakan jaket khas itu adalah para pengurus Yayasan Serba Bakti Ponpes Suryalaya Perwakilan lima wilayah kota, yakni Perwakilan Jakarta Pusat, Perwakilan Jakarta Barat, Perwakilan Jakarta Timur, Perwakilan Jakarta Selatan dan Perwakilan Jakarta Utara. Para pengurus ini akan dilantik oleh Ketua Umum Yayasan Serba Bakti Pusat, Marsekal Muda (purn) H. Mahpudin Taka.

Setelah rangkaian wirid khataman dibaca oleh seluruh ikhwan-akhwat yang hadir, acara pelantikan pun digelar. Dari YSB Pusat hadir Bapak H. Mahpudin Taka (Ketua Umum), Bapak Edi Karman (Sekretaris Umum), Bapak Zaenal Asikin (Sekretaris I) dan Bapak Adeng Zakaria (Dewan Pengawas). Para Pengurus Perwakilan duduk dengan khidmat.

Bapak Edi Karman membacakan Surat Keputusan satu persatu untuk kelima pengurus perwakilan. Setelah itu Pak Taka membacakan Kata-kata pelantikan diikuti oleh seluruh Pengurus Perwakilan. Acara Pelantikan diakhiri dengan pembacaan Amanah Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya, Syekh Ahmad Shahibul Wafa Tajul ‘Arifin.

Usai acara pelantikan, prosesi manaqib pun digelar. Sebagaimana biasa, Korwil Jakarta melengkapi kegiatan manaqib dengan menampilkan slide-slide teks Tanbih, Tawassul dan Manqabah Syekh Abdul Qadir Al-Jaylani pada dua layar raksasa yang terpasang di latar depan. Serta menyiarkan audio streaming secara online melalui internet suasana manaqib sejak dzikir khatam dibacakan hingga kegiatan berakhir.

Ketua Korwil Jakarta, dalam sambutannya secara khusus mengucapkan selamat atas dilantiknya para pengurus perwakilan. Dengan demikian mulai hari ini, para pengurus perwakilan resmi menjalankan tugas-tugas pembinaan umat melalui organisasi. Pembekalan berogranisasi telah dilakukan melalui Pelatihan Manajemen Organisasi pada tanggal 1-3 Januari 2010. Para pengurus perwakilan pun sudah menyadari betapa beratnya tugas yang dihadapi, namun kesemua itu harus dijalani dalam rangka khidmat kepada Waly Mursyid.

Para pengurus adalah murid-murid Abah yang sedang menapaki anak tangga berikutnya dalam suluk ilallah. Kini, para pengurus sedang berperan sebagai wakil-wakil Abah dalam pembinaan ikhwan-akhwat. Karena itu para pengurus dituntut untuk meningkatkan kompetensi dan membangun kontribusi kepada umat.

Ketua Korwil kembali menekankan kontrak dasar para ikhwan-akhwat kepada Pangersa Abah Anom adalah Murid dan Mursyid. Tidak lebih dari itu. Kewajiban murid adalah menjalankan ajaran Mursyid berupa Mandi, Shalat dan Dzikir. Dalam rangka pembinaan, Pangersa Abah mengangkat para wakil talqin yang tidak mengenal teritorial dan para pengurus Yayasan Serba Bakti berdasarkan teritorial wilayah sesuai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keduanya memiliki fungsi pembinaan dan kaderisasi.

Sementara itu, ikhwan-akhwat adalah murid-murid Pangersa Abah Anom, bukan murid para wakil talqin. Karena itu khidmat dan fanatisme harus ditujukan kepada Mursyid, bukan kepada wakil talqin. Jangan lagi tunjukkan sikap “Kalo bukan wakil talqin Kiayi anu, Ajengan anu atau Ustadz anu, saya gak mau ikut!” Kita harus berjiwa besar di dalam maupun di lingkungan TQN Suryalaya. Yang lebih penting lagi, tunjukkan kepedulian kita kepada umat. Buatlah program-program kreatif untuk membantu umat yang kekurangan. Tunjukkan pada dunia bahwa ikhwan-akhwat TQN Suryalaya adalah manusia-manusia yang tangguh, bermartabat dan modern.

Ajengen Jejen tampil di depan jamaah untuk memberikan hikmah ilmiah. Di awal ceramahnya, beliau setuju atas apa yang telah disampaikan ketua Korwil Jakarta. Beliau mendukung penuh gagasan-gagasan kreatif dalam rangka pembinaan ikhwat-akhwat yang muncul dari Korwil Jakarta, bahkan beliau bersedia menggerakkan ikhwan-akhwat di sekitar Kabupatan-Kota Sukabumi, Kabupaten-Kota Bogor, Kabupaten-Kota Bekasi untuk bekerjasama dengan Korwil Jakarta dalam rangka pembinaan ikhwan-akhwat dan organisasi yayasan. Selanjutnya Ajengan Jejen memberikan paparan tentang ruh dan segala hal yang berhubungan dengannya.

Kegiatan manaqib dan pelantikan diakhiri dengan talqin dzikir beberapa ikhwan baru oleh KH. Muhammad Soleh. (han)

RS Jantung dan Pembuluh Darah, Harapan Kita.